Siapa Yang Dapat Saya Percaya?


Saya pernah katakan di tulisan saya sebelumnya dimana tertulis "Saya yang memilih masukan siapa yang saya dengar." Kebanyakan orang mungkin membacanya dan memberikan tanggapan yang sinis. Saya juga pernah menerima protes dari beberapa orang. Ini pemikiran saya ...

Suatu ketika ada seorang pemimpin yang memimpin sebuah organisasi, beliau dapat dikatakan cukup sukses. Ketika bertemu, pemimpin tersebut dalam pernyataanya meminta saya untuk mempercayai dia untuk mengambil pilihan yang sudah ia pilihkan bagi kami. Logika saya cukup lantang sehingga suara hati saya berteriak "Baru juga kenal and suruh saya percaya?"

Keperdulian seringkali hadir dalam bentuk yang tidak diinginkan.

U know, Anda tidak dapat memberikan kepercayaan Anda kepada sembarangan orang. Kita mempercayai seseorang dan dapat mendengarkan dia karena dedikasinya terhadap kehidupan kita. Saya sempat share juga di artikel sebelumnya kalau mreka yang memiliki faith and trust terhadap diri saya yang dapat saya berikan trust untuk memberikan advice bagi hidup saya. Cos u know, banyak banget yang akan criticise diri kita tanpa mengenal siapa diri kita sesungguhnya. Mereka hanya suka mengkritik karena mencoba fixing hidup orang lain dengan kehidupan mereka sehingga kita bisa kehilangan our uniqueness jika kita mendengar suara-suara negatif tersebut terlalu banyak. Anda dapat melihat siapa yang benar-benar memiliki hati yang perduli.

Anda tidak dapat memberikan kepercayaan Anda kepada sembarangan orang.

Keperdulian bukan hadir dalam bentuk yang diinginkan. Keperdulian seringkali hadir dalam bentuk yang tidak diinginkan. Ketika Anda mendengar apa yang tidak ingin Anda dengar. Ketika Anda menerima sebuah teguran sekaligus tepukan di pundak yang mengatakan "Saya percaya kamu bisa." dan bukannya "Kok gitu aja ngak bisa-bisa." Seseorang yang tidak meninggalkan Anda hanya karena Anda sudah terlalu putus asa dengan kehidupan Anda sendiri. Seseorang yang mempercayai yang terbaik dari diri Anda dan see things that can't be seen by eyes. Seseorang yang terlalu perduli sehingga tidak tega membiarkan Anda kembali kepada kehidupan yang biasa. Seseorang yang mempercayai yang terbaik masih ada di dalam diri Anda.

A Very Few Great Friends


Beberapa hari lalu meditate on audio sermon by Ps.Jeffrey Rachmat yang judulnya Time & Relationship. Beliau bagiin beberapa stage relationship di dalam sermon nya. Yang saya mau bagiin adalah apa yang saya dapatkan dari perenungan saya.

Untuk orang yang suka sama hal-hal yang berhubungan dengan people, ngak sulit untuk saya memiliki banyak teman. Saya juga ngak pilih-pilih. Di satu sisi saya orang yang terbuka yang ngak sungkan membagikan apa yang saya alami di dalam kehidupan, that's why blog ini ada :) Tapi di sisi lain saya benar-benar menjaga diri untuk setiap masukan yang saya dengar. Saya yang memilih masukan siapa yang saya dengar.

Banyak tipe-tipe teman. Ada yang hanya sebatas kenal tapi saya juga ngak ingin kenal mereka lebih jauh. Ada yang jadi temen tapi ya temen biasa aja. Ada juga temen tapi ya kok rasanya ngak begitu banyak manfaat yang saya dapatkan dari mereka, temen-temen yang buat ngumpul doank gitu. Ada lagi temen yang nyari kalo lagi susah aja. Hehehe. Kalo yang ini banyak and saya ngak protes, kehormatan kalo mereka bisa nyaman untuk share dan saya yang people person tentu menyambut dengan senang hati. Tapi kalo diingat-ingat apa kamu punya temen yang kamu bisa andalkan dan bisa kamu dengar?

Kualitas kehidupan kita ditentukan dari pergaulan kita. Itu bener banget. Tanpa disadari kehidupan berpikir kita dikendalikan oleh lingkungan yang membentuk kebiasaan kita. Kalo kita bertemen sama orang yang hidupnya fun aja, hidup kita akan muter-muter seputar mencari kesenangan hidup aja. Happy Happy. Tapi, apakah kehidupan demikian adalah kehidupan yang bermakna?

Kualitas kehidupan kita ditentukan dari pergaulan kita.

Kita diciptakan dengan potensi atau talenta yang dapat kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan orang lain sehingga kehidupan kita dapat menjadi blessing buat orang lain. Seringkali kita ngak lihat potensi tersebut, tapi make sure kita dikelilingi oleh great people sehingga lewat mereka, kita bisa melihat greatness yang juga ada di dalam diri kita.

Kita diciptakan dengan potensi atau talenta yang dapat kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan orang lain sehingga kehidupan kita dapat menjadi blessing buat orang lain.

Saya menghitung hanya ada sangat sedikit teman di dalam kehidupan saya yang mampu menginspirasi saya dan terutama yang mendorong saya menjadi pribadi yang lebih baik. Ketika saya renungkan sepanjang tahun ini, wajah-wajah mereka terpampang jelas di benak saya. Mereka yang udah invest di dalam diri saya. Mereka yang berbeda dari kebanyakan orang. Mereka yang memiliki faith pada diri saya, memberikan saya trust untuk menjadi bagian kehidupan mereka dan yang terlebih dahulu melihat potensi yang ada di dalam diri saya jauh sebelum saya memiliki kemampuan untuk melihatnya.

Merekalah orang-orang yang menginspirasi saya untuk menjadi seseorang yang lebih baik. Merekalah tempat saya dapat memberikan trust saya karena mereka terlebih dahulu memiliki faith terhadap diri saya. Saya dapat melihat ketulusan mereka dan desire mereka untuk melihat saya menjadi seseorang yang lebih besar. Sehingga saya dapat menutup tahun ini dengan mensyukuri orang-orang yang sangat sedikit tersebut di dalam hidup saya.

Nama yang saya ngak bisa sebutkan disini satu per satu but i really thank you guys :)

How to Change a Life?

Ada beberapa orang yang jika saya berada di sekitar mereka, mereka membuat saya merasa besar. Lewat teladan mereka, mereka mampu mendorong saya untuk naik lebih tinggi menjadi pribadi yang lebih baik.

Ada beberapa orang yang jika saya berada di sekitar mereka, mereka membuat saya merasa kecil. Dengan lantang berusaha menunjukkan siapa mereka di mata saya dan berpikir dengan begitu mereka sedang mendorong saya untuk menjadi sama dengan mereka.

Good is never enough.

Tidak semua orang dapat meng-handle saya, tidak semua orang memiliki faith terhadap diri saya. Tapi saya tetap mengucap syukur karena dengan demikian saya mampu mensyukuri yang sedikit.

Seorang sahabat sejati mengenal siapa Anda, termasuk kelemahan Anda namun tetap mengasihi Anda apa adanya. Jeffrey.R.


Many life will change if we're willing to give our unconditional love, fullest acceptance and wholehearted caring. Febryna Halim.

Live is short, it's worth to live in the fullest.
Live Yours, dear friend...

Tumbuhkan Minat Belajar Anda


Pernahkah anda mencari tau, apa sih sebenarnya hobby dari orang-orang di sekitar anda? Salah satu hobby saya adalah membaca. Hampir tidak ada satu haripun yang saya lewatkan tanpa membaca. Ketika saya menanyakan hobby dari orang-orang yang pada umumnya baru saya kenal atau mungkin belum terlalu lama saya kenal, rasanya asyik jika saya mendapatkan kenalan tersebut memiliki hobby yang sama dengan saya. Membaca. Sayangnya, tidak semua orang memiliki minat membaca. Kurangnya minat baca dari orang-orang yang pernah saya tanya, umumnya dikarenakan panjangnya kata yang mereka harus lihat. Apa memang betul kesukaan membaca merupakan ketertarikan yang memerlukan chemistry seperti ketika kita jatuh cinta atau memang kesukaan membaca merupakan kebiasaan yang harus dipupuk sejak dini?

Membaca kisah mengenai seorang pahlawan tanpa tanda jasa Belanda asli Indonesia di situs ini membuat saya menyadari bahwa setiap kita memegang peranan penting untuk menumbuhkan minat baca. Namun sayangnya, tidak setiap dari kita menyadari peran tersebut. Bahkan, mungkin kita termasuk satu diantara sebagian orang yang masih anti dengan aktifitas yang satu ini.

Saya pribadi sangat bersyukur jika saya boleh dilahirkan di generasi ini dimana pengetahuan dapat kita dapatkan dengan mudahnya asalkan kita mau mencari.


Saya dan adik-adik saya memiliki minat baca yang cukup tinggi. Adik laki-laki saya yang berumur 9 tahun tidak pernah melewatkan satu haripun tanpa membaca, sama seperti saya. Harus saya akui disini, saya lebih tidak dapat menguasai diri ketika melihat diskon di toko buku atau special privilege bagi member toko buku tempat saya berlangganan daripada melihat diskon besar-besaran produk fashion yang sering digelar di pusat perbelanjaan. Saya pribadi sangat bersyukur jika saya boleh dilahirkan di generasi ini dimana pengetahuan dapat kita dapatkan dengan mudahnya, asalkan kita mau mencari.

Jika saya ingat-ingat lagi, sebenarnya darimana sih asalnya minat membaca kami?

Kebiasaan membaca sudah ditanamkan oleh ibu saya sejak kami kecil. Orang tua saya bukan tipe orang tua yang suka berdongeng sebelum anak-anaknya tidur. Saya dan adik-adik saya tidak pernah didongengi. Kami membaca buku kami sendiri karena alasan yang sederhana, buku-buku banyak disediakan oleh orang tua saya di rumah. Ketika kami kecil, toko buku merupakan salah satu tempat wajib untuk dikunjungi jika kami jalan-jalan di sebuah pusat perbelanjaan. Ibu saya selalu melarang kami membeli buku yang lebih banyak gambarnya daripada tulisannya. Dengan sebuah pemahaman bahwa banyak sekali buku-buku bagus yang lebih banyak tulisannya daripada gambarnya, membuat kami puas dan asyik tenggelam menikmati buku bacaan kami sehingga kebiasaan membaca berlanjut sampai kami dewasa.

Berapa banyak orang tua yang menyadari bahwa peran orang tua sangat penting dalam menumbuhkan minat baca seorang anak? Oleh karena itu, alangkah baiknya jika para orang tua mendorong anaknya untuk membaca dan terus membaca. Peran kita di dalam masyarakat juga penting, mengingat distribusi buku pun belum merata sampai ke pelosok negri. Saya, lahir dan besar di sebuah kota besar di negri ini sehingga saya beruntung bisa dengan mudahnya mendapatkan bacaan yang saya inginkan. Tapi saya mau mendorong anda yang mungkin tidak seberuntung saya, tetap tumbuhkan minat belajar anda! Saya percaya dimana ada kemauan, pasti ada jalan.

Salam,
Febryna Halim

Agar Saya Dapat Menjadi Pengaruh


Saya yakin setiap kita ingin menjadi pengaruh dimanapun kita berada. Sayangnya, pengaruh seringkali dikait-kaitkan dengan reputasi sehingga kebayakan orang mencoba untuk eksis supaya punya reputasi yang baik. Apa yang dilakukan sepenuhnya untuk membentuk image "siapa saya di mata orang lain" dan bukan mencerminkan "siapa saya yang sebenarnya".

Mungkin anda ingin tau gimana sih caranya untuk menjadi pengaruh dengan keunikan yang anda miliki. Ijinkan saya sharing sedikit tips-nya disini :

1.Be Original
Yang pertama, anda harus menjadi diri sendiri. Anda harus tahu bahwa anda diciptakan dengan sebuah kekuatan yang dapat anda gunakan untuk menjawab kebutuhan orang lain dan anda diciptakan di abad ini untuk menjawab permasalahan di abad ini. Anda tidak dapat meniru apa yang orang lain lakukan karena hal ini berkaitan dengan kekuatan dari dalam diri anda sendiri.

Masalahnya, tidak banyak orang tau apa yang menjadi kekuatannya sehingga kebanyakan orang malahan bermain di area yang sebenarnya bukan area kekuatannya. Kegagalan demi kegagalan pun dialami, yang akhirnya membuat orang tersebut frustasi. Rasa frustasi pada akhirnya membuat seseorang putus asa dan hidup berdasarkan apa kata orang atau berusaha menjadi orang lain karena ia menganggap jati dirinya sudah hilang bersama dengan harga dirinya akibat kegagalan demi kegagalan yang terjadi.

Anda diciptakan dengan sebuah kekuatan yang dapat anda gunakan untuk menjawab kebutuhan orang lain.


2.Be Sincere
Untuk dapat menjadi pengaruh, ujian datang ketika apa yang kita lakukan tidak dihargai orang lain atau ketika kita belum melihat tidak ada perubahan yang terjadi atas apa yang kita lakukan. Darisanalah kita diuji. Apakah perbuatan kita mencerminkan siapa diri kita sebenarnya ataukah hanya tindakan manipulasi untuk membentuk reputasi kita di mata orang lain.

3.Loving, Caring, Sharing
Anda tidak mungkin jadi orang yang egois jika anda mau jadi pengaruh. Kasih harus menjadi motivasi anda, memperhatikan dan berbagi harus menjadi tindakan nyata dari kasih yang anda miliki. Anda tidak mungkin dapat menjadi pengaruh jika anda tidak belajar memperhatikan kebutuhan orang lain dan anda tidak mungkin dapat menjadi pengaruh jika anda tidak mau berbagi.

Yang pasti, seseorang yang berdampak adalah seseorang yang berani berdiri untuk suatu hal yang diyakininya sebagai sebuah kebenaran. Jangan berkompromi, apapun alasannya.

Stop Wish For A Real Friend, Be One!


Jika anda sedang merindukan keberadaan seorang teman sejati, mungkin anda perlu berhenti bertanya bagaimana agar anda dapat memiliki satu orang teman sejati dan mulai bertindak menjadi seorang teman sejati bagi orang lain. Anda harus berhenti menilai apakah orang-orang di sekitar anda atau teman yang anda miliki layak menyandang predikat sebagai teman sejati dalam hidup anda dan mulai bersikap layak memiliki seorang teman sejati.

Anda tentu tidak ingin berteman dengan seseorang yang menuntut anda menjadi seseorang yang ia inginkan bukan? Anda tentu lebih memilih untuk berteman dengan orang yang mengijinkan anda menjadi diri anda sendiri namun menjadi teman yang berani berkata apa adanya jika anda melakukan hal-hal yang "bodoh".

Krisis Yang Sebenarnya


Hari-hari ini kok rasa-rasanya manusia menjadi semakin berpusat pada dirinya sendiri yah? Semua selalu tentang saya, saya dan saya. Hari-hari ini sudah biasa jika seseorang mengorbankan kepentingan banyak orang demi kepentingannya sendiri ataupun demi kepentingan sekelompok orang. Sangat sedikit orang yang mau berkorban. Sebaliknya, masing-masing berusaha sedemikian rupa untuk melindungi dirinya sendiri. Mungkin itu kenapa perpecahan terjadi dimana-mana. Dalam menjawab permasalahan global, kepentingan pribadi ditenteng ( baca : dibawa ) kemana-mana.

Saya mengerti kalau semua orang pasti memiliki permasalahan dan kepentingan masing-masing. Sulit kalo kita mau mikirin masalah yang kita sendiri tidak terkena dampaknya secara langsung sedangkan kita sendiri aja udah dibikin pusing sama masalah kita sendiri. Boro-boro mikirin orang lain. Sounds familiar, huh?

Sayapun memiliki masalah pribadi. Tapi itu bukan berarti kita boleh tutup mata terhadap permasalahan global. Bahkan menurut saya, kita itu ada untuk menjawab permasalahan global. Permasalahan global bukan hanya menjadi tanggung jawab satu atau dua orang, bukan juga hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau sebuah organisasi yang khusus didirikan untuk menjawab permasalahan yang ada.

Permasalahan global harus menjadi tanggung jawab kita bersama.


Setiap kita harus mengambil bagian dan berkontribusi terhadap sebuah kemajuan yang kita inginkan untuk terjadi.


Tampaknya kita harus bertanya pada nurani sendiri, "pantaskah kita hanya duduk diam dan melulu bersikap prihatin terhadap kondisi yang terjadi?"


Saya selalu percaya jika saya ingin melihat perubahan, saya yang harus menjadi agen perubahan itu sendiri. Perubahan selalu dimulai dari diri saya dan oleh karena itu saya selalu mengingatkan diri saya. Masalah apapun yang saya hadapi, saya memegang prinsip bahwa sayalah yang harus berubah, bukan orang lain. Memang tidak mudah, benar sekali tidak mudah. Untuk dapat melakukannya, kita harus mengorbankan banyak hal. Yang terutama adalah ego kita sendiri.

Pendekatan saya terhadap suatu masalah harus berubah
Jika sebuah permasalahan timbul, apa yang menjadi tindakan kita? Panik? Marah? Ngomel? Mengeluh? Lantas, apakah tindakan kita menjadikan permasalahan lebih baik?

Saya harus melakukan sesuatu untuk melihat perubahan
Andai suatu masalah ngak pernah selesai nich, apakah anda berharap ada seseorang yang mau berkorban atau anda yang mau berkorban untuk melihat perubahan terjadi?

Indonesia Needs You, Semangat Baru Bagi Indonesia


21 November 2011, tim Garuda Muda melawan Malaysia untuk memenangkan emas bagi Indonesia. Satu bangsa duduk di depan layar, tua atau muda, ngerti bola atau ngak ngerti bola, layar besar atau layar kecil, sendiri atau rame-rame. Bersatu dan bersemangat menyerukan "Ayo Indonesia Bisa".

Tidak semua anak bangsa ikut menyorakkan "Ayo Indonesia Bisa". Masih ada segelintir orang yang menganggap seruan "Ayo Indonesia Bisa" hanya omong kosong belaka. Mereka mencemooh, mencibir, sinis dan cenderung negatif akan keadaan bangsanya. Memang berkomentar lebih mudah, namun sadarkah engkau hai anak bangsa? Kemajuan suatu bangsa merupakan tanggung jawab setiap individu yang terdapat di dalamnya.

Kemenangan belum dapat dipastikan ketika anak bangsa memanjatkan seruan dan doa, memohon bagi kemenangan Indonesia. Indonesia membuktikan kesatuan di tengah keberagaman. Sebagai bukti, para netizen Indonesia kembali membuat Indonesia menjadi trending topics di Twitter. Saya bangga menjadi seorang Indonesia! Ayo Indonesia Bisa!

Berikanlah dukungan yang sepantasnya hai anak bangsa. Ketika bangsa sedang terpuruk, jatuh dan berusaha bangkit, satu per satu anak bangsa harus bangkit dan mengambil inisiatif sebagai seorang individu untuk memikul tanggung jawab atas kemajuan bangsanya. Lihatlah Garuda Muda. Berlari tak kenal lelah, maju untuk berdiri di titik terdepan sebuah peperangan untuk merebut kemenangan bagi Indonesia. Ayo kamu juga pasti bisa!

Pertandingan malam itu berakhir dengan kemenangan yang tertunda bagi Indonesia (baca : kalah). Namun, Garuda Muda telah menyatukan hati anak bangsa dengan semangat baru "Ayo Indonesia Bisa". Baik sekali Garuda Muda. Kami bangga.

Bagaimana Aku Harus Hidup?


Kita diajarkan untuk berdoa
Kita diajarkan untuk memiliki iman dan untuk tinggal di dalam pengharapan
Bagaimana jika kita sudah berdoa
Bagaimana jika kita sudah berharap
Bagaimana jika kita sudah melaksanakan ibadah kita
Namun mengapa doa-doa kita belum dijawab oleh Tuhan?

Mungkin kita sudah berhenti berdoa
Mungkin kita sudah tidak berani berharap
Mungkin ibadah kita sudah menjadi sebuah rutinitas
Dalam hati kecil kita mungkin bertanya-tanya apakah Tuhan itu sungguh ada?



Tentu saja dalam keadaan baik dengan mudahnya kita dapat menceritakan kisah yang indah untuk didengar telinga dan mengucapkan pujian dengan mulusnya dari bibir kita. Suasana hati sedang baik. Bagaimana jika hal yang buruk menimpa kita? Bagaimana dengan hal-hal yang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan? Bagaimana jika ujian demi ujian bertubi-tubi datang dalam kehidupan? Apakah Tuhan masih baik?

Saya pernah ada dalam kondisi berhenti mempercayai yang lebih besar dan hanya menjalani rutinitas sambil sedikit berharap suatu ketika keadaan akan berubah. Tampaknya tidak ada hal yang salah dari menjalani kehidupan dengan cara demikian. Ada pepatah lama yang mengatakan bahwa kehidupan itu seperti roda yang berputar, kadang kita di atas, kadang kita di bawah. Mungkin bagi sebagian orang, tidak ada salahnya dengan menjalani kehidupan sewajarnya tanpa harapan akan sesuatu yang lebih besar. Sayapun kadang tergoda untuk menjalaninya demikian.

Suatu ketika, ada suatu hal yang mendesak hati saya yang membuat saya tidak tenang. Saya tau bahwa jauh di dalam hati saya, saya tidak ingin menjalani kehidupan yang demikian!

Saya selalu percaya bahwa kehidupan diciptakan untuk sebuah tujuan yang mulia yang lebih daripada hanya untuk menjalani hari demi hari dengan melihat kemana hidup akan membawa kita pergi.

Seringkali kehidupan berbalik melawan kita sehingga membuat asa kita terpendam dan memaksa kita hidup dengan cara yang lebih mudah seperti yang ditempuh kebanyakan orang. Lantas, apa yang harus kita lakukan untuk dapat menjalani kehidupan yang lebih dari sekedar menjalani rutinitas?

Kenalilah kekuatan anda
Saya percaya tidak ada satupun orang yang mencapai hal besar tanpa keyakinan yang kuat akan kemampuan dirinya sendiri. Untuk dapat mengenali kekuatan kita, kita harus berhenti membandingkan diri kita dengan orang lain dan berhenti melihat kepada apa yang kita tidak punya. Fokus terhadap kemampuan terbaik anda. Jika anda belum menemukan apa yang menjadi kekuatan anda, percayalah bahwa itu bukan berarti anda tidak punya.

You are very extraordinary, unique person.


Miliki perspektif yang benar
Untuk dapat bangkit dan berdiri menjadi pemenang dalam kehidupan, saya percaya diperlukan sebuah perspektif yang benar. Anda tidak bisa maju berperang dengan mental sudah pasti kalah. Kehendak dan keyakinan anda harus berjalan selaras. Anda juga perlu menjaga perspektif anda jika anda harus kalah dalam suatu waktu. Anda harus tau bahwa kekalahan bukanlah akhir dari kisah kehidupan anda. Anda harus melihat hal tersebut seperti current score dalam sebuah pertandingan. Andalah pemenangnya! Saya akan berbagi cara untuk menjaga perspektif yang benar pada tulisan yang lain.

The greatest setbacks in our life for actually the greatest setups in our life


Melangkah maju
Anda perlu melangkah untuk dapat melihat apa yang anda harapkan terjadi benar-benar terjadi. Jika tidak, harapan anda akan menjadi semu. Anda harus rela membayar harga yang diperlukan karena tidak ada segala sesuatu yang dapat terjadi dengan sendirinya. Ada sesuatu yang perlu anda usahakan dan hasil akhirnya dapat berbeda-beda tergantung berapa harga yang anda berani bayar. Anda tidak mungkin mendapat berlian jika anda hanya membayar harga untuk perak, demikian aturan mainnya.

Saya percaya, setiap dari anda dapat mencapai hal-hal yang hebat. Saya mendorong anda semua untuk hidup lebih dari sekedarnya dan mulai menghidupi suatu kehidupan yang bermakna.

May God help all of us to be a miracle even we can’t see the miracle

Siapkah Anda Memulai Terlebih Dahulu?

Di dalam kehidupan, kita akan menjumpai seringkali orang lain memperlakukan kita dengan cara yang kurang hormat. Secara umum, kita akan memperlakukan orang lain minimal sama dengan cara orang tersebut memperlakukan kita atau bahkan lebih buruk lagi.

Beberapa waktu yang lalu saya diperhadapkan dengan situasi di atas. Mungkin sebenarnya bukan maksud orang-orang yang saya temui untuk bersikap demikian, namun itulah yang saya rasakan. Saya sampai pada kesimpulan yang menjadi bahan tulisan saya hari ini. Memang wajar jika sayapun memperlakukan mereka sama seperti cara mereka memperlakukan saya. Jika orang tersebut tidak ramah, saya tidak perlu mencoba untuk bersikap ramah. Jika orang tersebut tidak bersahabat, saya tidak perlu mencoba untuk bersikap bersahabat. Itu benar jika saya ingin menjadi sama dengan mayoritas. Masalahnya, saya ingin menjadi seseorang yang berbeda. Saya perlu merubah sudut pandang saya.

Saya harus menyadari bahwa setiap orang memiliki area pergumulannya masing-masing dan hal tersebut sebenarnya tidak ada hubungannya dengan saya. Kadangkala kita mengalami hari yang begitu buruk sehingga sikap kita menjadi begitu buruk, padahal bukan maksud kita untuk bersikap seperti itu. Setiap kita bisa saja kehilangan kontrol.

Saya menarik kesimpulan demikian sehingga saya mengambil keputusan bahwa saya tidak ingin menjadi seseorang yang meresponi hal yang buruk dengan sikap yang salah. Ketika saya melihat wajah satpam penjaga yang musam, saya menyapanya dengan ramah disertai senyuman yang tulus. Hal ini tidak dapat saya lakukan pertama kali ketika mendapatkan perlakuan seperti itu, butuh waktu bagi saya untuk menentukan sikap saya sebelum akhirnya menjadi sebuah kebiasaan karena saya terlebih dahulu merubah sudut pandang saya.

Lewat kejadian yang saya alami, saya belajar untuk menjadi seorang agen perubahan dimana saya ingin melihat perubahan. Saya juga belajar bahwa saya tidak memiliki kendali atas sikap dan tindakan orang lain, namun saya memiliki kendali atas sikap saya sendiri. Ketika saya belajar mengubah sudut pandang dan tindakan saya, sikap satpam yang saya ceritakan menjadi berubah. Kami menjadi saling menyapa dengan ramah dan senyuman yang tulus.

Saya selalu percaya bahwa satu keputusan sederhana kita dapat mengubahkan kehidupan orang lain ke arah yang lebih baik. Permasalahnnya, siapkah anda untuk memulai terlebih dahulu?

2 Penghalang Besar Untuk Berada di Posisi Terhormat

Sudah menjadi hal yang umum jika biasanya kita akan memperlakukan orang lain sama seperti cara orang tersebut memperlakukan kita. Seringkali kita enggan atau gengsi untuk menghormati terlebih dahulu. Padahal sebenarnya, hal tersebut menunjukkan karakter kita yang sesungguhnya. Kenapa terlalu pusing dengan reaksi orang lain? Gengsi, iya apa iya?

Cara kita memandang diri kita sendiri memegang peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan kita. Dalam hal ini, cara kita memandang diri kita sendiri apakah terlalu rendah atau terlalu tinggi; keduanya menghalangi kita untuk terlebih dahulu memberikan hormat. Apa sih bahaya dari keduanya?

1. Memandang rendah diri sendiri
Memandang rendah diri sendiri dapat membuat orang tersebut mendefinisikan perilaku orang lain sebagai tindakan merendahkan atau penindasan, padahal mungkin hanya perasaannya saja yang timbul akibat pola pikirnya terhadap dirinya sendiri. Hal ini memicu sikap yang buruk kepada setiap orang yang ditemuinya karna orang ini cenderung bersikap defensif untuk melindungi dirinya sendiri.

Orang yang memandang rendah dirinya sendiri juga cenderung menghormati orang lain karena dia harus. Dia bersikap seakan-akan menghormati, tapi sesungguhnya dia menghormati karena dia merasa posisi, status, jataban dari orang yang dia hormati lebih tinggi dari nya. Bahasa gaulnya, terpaksa.


2. Memandang tinggi diri sendiri
Orang tipe kedua ini cenderung memandang tinggi dirinya sendiri. Bisa jadi memang kualitas dirinya baik, ya katakanlah karna posisi atau jabatan; dia layak dihormati atau dia memang memiliki kualitas yang layak untuk dihormati. Namun hal tersebut membuat dia terus menerus mengevaluasi apakah setiap orang yang dia temui sudah memperlakukan dia dengan pantas. Bayangkan, jika fokus utama kita hanya mengevaluasi orang lain. Sama sekali bertolak belakang dengan ssalah satu definisi menghormati menurut kamus besar bahasa indonesa yaitu mengakui. Bagaimana kita bisa menghormati dengan tulus jika kita seperti mesin scanning yang berusaha melakukan scanning pada setiap orang yang kita jumpai?

Jika dari kedua tipe orang di atas anda ter-identifikasi sebagai salah satu diantaranya, tidak perlu berkecil hati. Yang perlu anda lakukan hanyalah membangun sebuah cara pandang yang benar mengenai diri sendiri.

Anda Harus Berurusan Dengan Kenyataan

Beberapa waktu belakangan saya mengalami masa-masa yang kurang menyenangkan. Kenapa saya katakan tidak menyenangkan? Karna saya diperhadapkan dengan tantangan hidup yang datang dalam bentuk keadaan-keadaan sulit dan orang-orang sulit. Kenapa bisa dikatakan sulit? Karna mungkin saya belum pernah menghadapinya, hmmm mungkin lebih tepat jika saya katakan saya belum berhasil menaklukkannya.

Saya temukan bahwa mudah bagi kita untuk melontarkan sebaris atau bahkan serentetan kalimat bijak jika ada orang sekitar kita yang sedang menghadapi hal yang tidak menyenangkan. Saya adalah salah satu orang yang diberikan karunia menasehati. Saya suka mendengarkan orang bercerita dan kemudian memberikan dukungan dan nasehat melalui perkataan saya. Pengembangan karakter dan pertumbuhan pribadi saya tidak secara otomatis terbentuk hanya karna mungkin saya dapat memberikan dukungan dan nasehat yang baik.

Karakter saya dibentuk justru ketika saya dapat memegang kendali penuh atas sikap saya dalam menghadapi keadaan dan orang-orang yang sulit karna saya menjaga pemikiran saya untuk berada pada perspektif yang benar.

Seperti yang saya katakan di atas, lebih mudah untuk berbicara. Lebih sulit untuk melakukan. Saya akui tidak mudah, anda pun pasti tau bagaimana rasanya. Mungkin anda harus sedikit memaksakan diri. Namun, itulah proses yang harus kita hadapi agar kita dapat mencapai hal-hal yang lebih besar lagi. Saya bersyukur saya memiliki pemimpin, pasangan dan teman-teman di sekitar saya yang seringkali memberikan dukungan dan pemahaman yang pada awalnya sulit untuk saya terima.

Ketika saya belajar untuk submit kepada dukungan dan ajaran tersebut (karna saya tau itulah yang benar); saat itulah pemahaman saya mulai berubah dan pendekatan saya terhadap kehidupan mulai berubah.

Saya dan mungkin anda, kita harus mengakui bahwa seringkali perasaan kitalah dan prinsip kitalah (baca : keras kepala kitalah) yang kita ijinkan memegang kendali sehingga kita melihat hal tersebut hanya dari satu sisi yaitu dari sisi dimana kita berada. Hal tersebutlah yang membuat kita menjadi tidak dapat menikmati proses karna kita hanya ingin semua hal baik-baik saja (baca : seperti yang kita inginkan).

Setiap hari, selalu ada hal-hal yang terjadi yang tidak sesuai dengan keinginan kita semua. Selalu ada dan selalu hadir dalam berbagai bentuk. Kita pun semestinya tau bahwa semua hal tersebut berada di luar kontrol kita. Namun apakah kita menyadari bahwa kitalah yang memegang kendali atas sikap kita sendiri?

3 Senjata Bagi Anda Untuk Berurusaan Dengan Kenyataan :
1. Menjaga Pemikiran Anda Tetap Pada Perspektif Yang Benar.
2. Submit Kepada Apa Yang Benar, Bukan Apa Yang Dirasakan.
3. Pegang Kendali Atas Sikap Anda Sendiri.

Come on guys, let's deal with it :) I know u can!

My Greatest Pleasure

Few weeks a go, my boyfriend took me to a café. The idea was suddently come when he picked me up from my workplace at Taman Anggrek mall. We’re going around the mall and finally he decided to take me to that café. The café was already become our place list to go since few months ago so, it’s like a dream comes true ^.^

I thank you so much my dear for took me there.

I love the concept of the café. It combines books, coffee and music. I love the three of it. Im a books addict, i can control my self when i see the big sale of fashion stuff although it’s a very very big sale but I lose control of myself when i enter bookstore. Even oftenly, I don’t finished the book because of certain factors; but by only visiting the bookstore, I feel so pumped. I have my own reason for it. I don’t have academic title. Many of them have it. But still lot of peoples out there, they don’t even know what alphabet is.

I have my own method to learn. I can say that books help me a lot to find a new understanding and I can freely choose the topic as my interest. We invest in ourself by evolving the new understanding. That’s why I love to invest in others by bought them a book. But don’t forget, we also have to practice what we have learn because somebody said that “practice makes perfect”.


Im a coffee lover who find my daily escape from a cup of coffee, I think it what makes starbucks becomes very popular nowaday. People just want to get their daily escape in the middle of routine. Maybe routine don’t make everybody sick but im one of the people who get sick because of routine. We have to find our own pleasure to keep ourself under control :P

I’m a music lover who comforted by my playlist. To sing, to dance, to express my self through what im listening to is one of my greatest pleasure.

What's yours?

The Best Thing That U CAN Do To Show Your Love

Rutinitas dan kesibukan seringkali mencuri yang kekuatan dan kemampuan terbaik dari dalam diri kita yaitu kasih. Kasih dapat mengubahkan suatu kehidupan tetapi apakah mengasihi merupakan salah satu target pencapaian dalam agenda kita pada setiap hari-hari kita? Sayangnya, bahkan mereka orang yang paling dekat dengan kita hanya menerima sisa-sisa dari waktu yang kita punya.


Seseorang pernah berkata "jika tujuan kesuksesan karir saya adalah bagi keluarga, lantas kenapa keluarga merupakan hal pertama yang saya korbankan demi tujuan tersebut?"


Sebuah perenungan bagi kita semua. Kita bisa jadi orang yang terlihat sukses tetapi memiliki kehidupan yang tidak memperkaya kehidupan orang lain. Satu-satunya cara untuk membuat anda tetap kaya dan membuat orang lain juga kaya secara bersamaan bukanlah dengan mengumpulkan harta dan membaginya kepada semua orang. Saya rasa, anda juga pasti keberatan ;)

Banyak hal sederhana dan praktis yang dapat kita lakukan untuk memperkaya kehidupan orang lain. Mungkin, hanya butuh 30 detik untuk melakukannya namun anda tidak akan pernah menyadari betapa besar dampaknya terhadap kehidupan seseorang yang anda sentuh.

Pikirkan ini, sapaan "selamat pagi" yang ramah kepada satpam kompleks anda, senyum ramah kepada orang-orang yang anda temui di jalan, sebuah pelukan hangat bagi anggota keluarga anda, sebuah sapaan hangat lewat BBM, sms kepada seorang teman.

Saya memiliki sebuah pilihan di tengah kesibukan saya sepanjang hari untuk bersikap tidak perduli atau sebaliknya. Ketika pulang dan merasa lelah, saya punya pilihan untuk menolak permintaan orang tua saya yang terkesan terlalu banyak bagi saya yang sedang lelah atau tetap melayani mereka. Ya, saya masih perlu sedikit memaksakan diri untuk melayani orang tua dan adik-adik saya dengan cara sederhana seperti memotong buah untuk mereka, pijit papa mama dan fokus pada kebutuhan-kebutuhan mereka dibandingkan kebutuhan saya sendiri. Melelahkan, ya. Menyenangkan, ya. Apa prioritas anda?


Prioritas saya untuk memiliki kehidupan yang tidak hanya memperkaya diri saya melainkan juga orang lain dan saya harus mulai dengan sebuah sikap sederhana tanpa motif pribadi, hanya ingin melayani.


Pagi ini saya sedang dalam keadaan yang terburu-buru sebenarnya. Pagi-pagi saya dapat BBM dari pacar yang nanya titipan form kliring yang dia titipin ditaruh dimana. Karna saya kerja, saya harus meninggalkannya di tempat yang sudah saya informasikan kepada dia supaya nanti dia bisa ambil kalau sempat. Saya pun membuat sebaris kalimat kecil yang bunyinya "Love (sign) you". Singkat, karna ingat? Saya sedang buru-buru ;)

Hal ini saya ceritakan bukan untuk pamer kemesraan atau kebahagiaan, percaya deh. Kami juga suka berantem, beda pendapat dan banyak hal. Tapi hari ini, saya membagikan sebuah hal sederhana tentang mengeluarkan kekuatan yang terbaik dari dalam diri kita untuk mengasihi orang lain. Terutama orang-orang yang berada dekat dengan kita.

Bahan Yang Diperlukan. Spidol dan kertas. Saya lebih suka menggunakan spidol warna-warni.

Ini sebenarnya cuma ada tulisan dengan warna pink, yang hijau-hijau itu balesan dari doi. Slip setoran itu barang yang mau doi ambil.





Sekian sharing berikut tips sederhana nya. Hari ini sebenarnya banyak cerita lain, potong buah buat Domestic Helper saya, buatin salad buat mama, potong buah untuk sekeluarga. Semua saya lakukan dalam keadaan tubuh yang extra lelah hari ini entah kenapa, mungkin mengikuti cuaca dingin. Besok-besok cerita lagi karna My Best tentu tidak akan berhenti sampai hari ini saja. I wish to hear from u too.

Happy Loving,
Febryna Halim

Keep Your Strength Under Control

Ketika kita membuka mata di pagi hari, tanpa disadari sudah ada daftar rutinitas yang kita jalani secara berurutan dari hari ke hari; minggu demi minggu atau bahkan bulan demi bulan. Dari mandi pagi, membereskan tempat tidur, memasak untuk sarapan pagi (mungkin), lalu berangkat kerja dan menghadapi kemacetan sebelum akhirnya duduk seharian di depan komputer sampai akhirnya di malam hari di penghujung hari kita , kita akan masuk ke tempat tidur sambil menyimpulkan betapa menyenangkan atau betapa menyebalkannya hari ini sembari memprediksi tentang hari esok. Buktinya, gue sering baca timeline yang isinya "besok pasti mata gue bengkak", "besok akan jadi hari yang tidak menyenangkan" dan beberapa kalimat dengan tujuan yang sama. Masa depan.

Kehidupan yang penuh dengan rentetan rutinitas serta hal-hal tidak menyenangkan yang tidak dapat dihindari setiap hari dapat membuat semangat kita surut di pertengahan minggu dan seakan di-recharge kembali pada weekend.

Apakah memang semangat hanya akan ada pada titik puncak setelah weekend atau liburan panjang? I think, it's all about what we decide. How do u think?


Saya juga mengalami hal yang di atas setiap hari, mulai dari kemacetan di pagi hari hingga berbagai kejadian yang membutuhkan kekuatan yang terkontrol dari dalam diri saya untuk menghadapinya tanpa dipengaruhi rasa tidak bersemangat.

Saya selalu percaya bahwa kesempatan bukanlah sesuatu yang datang secara tiba-tiba. Kesempatan adalah waktu yang dipertemukan dengan kekuatan yang dikontrol.


Mungkin ada beberapa orang yang kelihatannya memiliki kekuatan yang lebih untuk menyelesaikan setiap tantangan yang terdapat pada sebuah kesempatan. Kita mungkin adalah orangnya, namun satu hal; jangan pernah lupakan sebuah kalimat yaitu kekuatan yang di bawah kendali anda. Artinya, anda mungkin akan mengalami hal yang buruk atau keadaan yang diluar rencana anda. Tapi, kuasailah dan kendalikanlah diri anda agar anda tidak kehilangan kesempatan-kesempatan yang baik setiap hari.

The Encouragement Of Love

Dalam interaksi antar manusia, tanpa disadari kita memegang peranan yang amat penting. Saya selalu percaya bahwa hal kecil yang kita lakukan, dapat membawa pengaruh yang besar bagi kehidupan orang lain. Hal kecil itu dapat berbentuk positif ataupun negatif.

Setiap manusia memiliki kebutuhan terbesar untuk dikasihi. Bagi saya, kasih adalah suatu bentuk kata kerja yang artinya kasih itu harus dilakukan. Kita perlu menunjukkan kasih kita pada orang lain lewat sikap kita. Kasih bukanlah kasih, jika belum diberikan.

Sikap kita kepada seseorang menentukan apakah orang tersebut merasa dikasihi, atau sebaliknya.

Bayangkan bagaimana rasanya jika kita diperlakukan secara tidak baik oleh seseorang, mungkin sepele seperti diperlakukan secara tidak ramah oleh pelayan restoran. Karnanya, mungkin kita akan berpikir dua kali untuk mengunjungi restoran itu lagi. Pada kenyataannya, kebutuhan untuk merasa dikasihi bukan saja perlu kita terima dari orang-orang terdekat kita melainkan juga dari orang yang tidak memiliki hubungan secara langsung atau dekat dengan kita.

Biasanya bentuk kasih yang kita berikan digerakkan oleh perasaan kita. Ketika suasana hati sedang baik maka kita akan menjadi pribadi yang menyenangkan. Bagaimana jika perasaan kita sedang kacau? Bisa saja kita menimbulkan kekacauan bagi kehidupan orang lain. Contoh yang lain adalah biasanya kita memperlakukan orang lain sama atau bahkan lebih buruk dari cara orang tersebut memperlakukan kita.

Saya pernah mengalami saat dimana saya sungguh tidak ingin bersikap baik karna saya merasa tidak baik. Tapi saya sadar betul saya memiliki pengaruh untuk mencerakan atau mengkelamkan suatu kehidupan.

Jika saya memiliki kendali untuk menjadi pengaruh positif dalam kehidupan orang lain, tentu saya harus mulai dengan sebentuk tindakan yang berlawanan dengan perasaan negatif saya pada saat itu.

Lingkungan atau keadaan bisa saja membuat suasana hati kita menjadi buruk, namun saya percaya setiap kita memiliki dorongan untuk memberikan kontribusi positif bagi kehidupan orang lain dan hal tersebut hanya dapat terpenuhi jika kita memiliki komitmen untuk memberikan hanya yang terbaik bagi orang lain lepas dari bagaimanapun perasaan kita.

Judul yang saya berikan untuk tulisan kali ini adalah The Encouragement Of Love karna saya percaya sebentuk tindakan kasih yang kita berikan dapat memberikan suatu dorongan, dapat mengobarkan semangat dan membesarkan hati seseorang yang mungkin saja sedang membutuhkannya. So, let's don't stayed away from loving =)

May your act of love encouraging the needy.

Love,
Me

Bagaimana Berhubungan Dengan Orang Yang Berbeda?

Setiap orang diciptakan secara berbeda, kita sudah sering dengar. Bisa jadi, hal ini yang membuat kita jatuh cinta dengan si dia ;) Berhubungan dengan orang yang berbeda memang dapat melukiskan suatu warna tersendiri dalam kehidupan kita. Awalnya, dapat mencerahkan namun lambat laun ketika hubungan tersebut sudah memasuki usia yang bukan terbilang baru lagi; bisa jadi kita dibuat enggan olehnya.

Tentukanlah Tujuan Akhir Dari Sebuah Kebersamaan
Saya selalu percaya bahwa kita diciptakan berbeda untuk saling melengkapi. Sayangnya, kitalah manusia dengan seporsi ego yang membuat kita cenderung memposisikan diri lebih benar daripada orang lain. Untuk itu, kita perlu menentukan tujuan akhir dari kebersamaan yang kita jalin baik dengan sekelompok orang maupun dengan seorang pribadi.

Menentukan tujuan bukan berarti memiliki motif terselubung. Menentukan tujuan akhir merupakan suatu langkah awal untuk membentuk sinergi diantara lebih dari satu orang. Hal ini dapat membuat kita melihat perbedaan lebih kepada sebagai sarana untuk mencapai tujuan bersama, bukan untuk memecah belah.


Terimalah Perbedaan
Sistem dan pendekatan yang diadopsi oleh setiap orang berbeda-beda, tergantung dari kepribadan yang dimiliki masing-masing orang. Sadar atau tidak, kita seringkali bersikap manipulatif agar penyesuaian datang dari sisi seberang. Kita selalu menginginkan orang lain yang menyesuaikan diri dengan kita.

Setiap orang memiliki tahap pembelajarannya masing-masing. Dengan bersikap seperti di atas, sesungguhnya kita sedang berusaha untuk mengambil jalan pintas dengan memotong proses yang sedang terjadi dalam interaksi antar manusia.

Dengan menerima perbedaan, kita mempercayai orang lain untuk melakukan bagiannya. Ketika kita mulai belajar mempercayai maka keselarasan dan harmoni dapat tercipta. Bukankah kehidupan yang demikian yang kita damba? Lantas, kenapa kita hidup berlawanan dengannya?

Saya memiliki kehidupan yang mendorong saya masuk ke dalam proses interaksi antar manusia. Saya punya keluarga besar, pasangan, teman-teman yang memiliki kepribadian berbeda dengan saya. Bukan hanya berbeda, kata bertolak belakang mungkin lebih tepat untuk menggambarkannya. Saya pernah dan sering berada pada posisi dimana saya dibuat menggila karnanya. Sayapun sering tergoda ingin menyerah saja dalam proses nya. Sampai pada hari ini, tulisan ini dapat tercipta karna saya menolak untuk quit from the game.

I love people ;) dan saya sangat percaya akan dampak dari sebuah keputusan kecil untuk belajar melayani orang lain. Saya percaya kuasa dari kesatuan. Mungkinkah dua hal di atas sebenarnya merupakan kunci dari kemerdekaan yang kedua bagi bangsa kita?

Love,
Me

Ask, What is In My Heart?

When i meet someone, i can feel whether that person treat me like i'm somebody or i'm nobody. When i'm in the middle of crowd, i can feel which one is the good person and which one is the bad. The bad always be the person who treat me like i'm nobody. Only that easy to know how people value themselves by see how they value others.

Perhaps, the bad people are the people who value themselves by what can be seen by eyes. They don't trust their best, so how could they trust other's best?

Trust requires faith to see beyond what can be seen by eyes.


You can underestimate others by how u look at them, by the way u communicate to them, what sentence do u choose to communicate with them, and the most essential factor is by the way u considered them as.

I pray to God so i have that kind of love so i able to love unconditionally.
See all of people as the way God look at them.
Trust the best and invest in them.

Love need no judgement but only need the full acceptance.
And yes, i belive that our love might change that nobody to becoming somebody.
But it's start from our heart.


Ask yourself,
How i considered him/her/them as?

What is Happiness?

Pernahkah kamu berpikir bahwa Tuhan tidak adil? Jika kita melihat kehidupan dan mulai membandingkan, kita mulai mengeluh kepada Tuhan. Mungkin kita berpikir kalau hal ini hanya bagian dari kehidupan mereka yang serba berkekurangan. Menariknya, saya mendapati bahwa mereka yang hidupnya berkelimpahan juga melakukan hal yang sama.

Sebenarnya, apa yang seorang manusia cari di dalam kehidupan? Mungkinkah, kebahagiaan?


Di masyarakat hari-hari ini... kebahagiaan seseorang identik dengan harta, kekayaan, pencapaian, posisi/jabatan, kenikmatan hidup, dsb. Hari-hari ini kebahagiaan identik dengan berbagai hal yang dapat lenyap dalam sekejap mata sehingga manusia terus mengumpulkan dan berusaha mempertahankan sehingga karakter dan integritas bukan lagi sesuatu yang berharga di masyarakat.

Miliki tujuan yang mulia
Seseorang yang bahagia, adalah seseorang yang tujuannya tidak selalu berkaitan dengan pemuasan diri sendiri. Jika anda mau bahagia, belajarlah memikirkan orang lain.

Saya bukan seseorang yang terkenal di masyarakat, bukan juga orang yang terdaftar sebagai orang terkaya kesekian versi majalah forbes. Saya hanya orang biasa dengan sebuah tujuan yang luar biasa. Jika hari ini saya tetap bahagia meski hari ini saya belumlah siapa-siapa, saya tau jelas bahwa apa yang saya kerjakan hari-hari ini merupakan perjalanan saya untuk menjadi blessing bagi kehidupan banyak orang.

Kebahagiaan tidak tergantung pada pengakuan orang lain
Seseorang yang bahagia adalah seseorang yang merasa nyaman tentang dirinya sendiri. Saya tidak sedang berbicara ttg kehidupan yang semrawut dan asal-asalan yang anda putuskan bagi diri anda sendiri. Saya bicara tentang keputusan terbaik yang anda ambil di dalam kehidupan karna nilai itu sudah ada jauh di dalam diri anda ketika anda diciptakan.

Di masyarakat yang menjunjung tinggi harga, jabatan, kekuasan, dan hal lain yang saya sudah sebutkan di atas; kita harus tau betul nilai diri kita sendiri sehingga kita tidak menyandarkan nilai diri kita pada pengakuan orang lain. Selalu ada yang lebih, percayalah.. tapi belajarlah mengerti kekuatan yang terdapat dalam diri anda, syukurilah bahwa Tuhan menciptakan anda dengan sempurna. Berhentilah membandingkan kehidupan anda dan belajar mengerti bahwa nilai anda bukan lah achivement atau pencapaian anda tapi sepenuhnya tentang apa yang anda percayai ttg diri anda.

Mulailah memberi
Ketika saya duduk makan di meja makan dan menikmati makanan saya, saya menyadari bahwa di rumah saya; kami selalu kelebihan makanan sehingga untuk mengundang orang lain duduk makan bersama kami merupakan suatu gaya hidup.

Percayalah, ketika anda mulai memberi maka anda akan menyadari bahwa kehidupan anda adalah kehidupan yang kaya. Perhatian anda akan beralih dari diri sendiri kepada menjadi saluran berkat bagi orang lain. Pada saat itu, anda akan melihat kehidupan dari sisi yang lain.

Jangan pernah abaikan dorongan dalam hati anda untuk melakukan hal sekecil apapun bagi orang lain, karna anda tidak akan pernah tau bahwa tindakan kecil anda mampu mengubahkan kehidupan seseorang.


Divine your purpose, be different be you and start to be a blessing for many. Live a full life.

Xoxo,
Febryna Halim

Love is Holding Back Your Words

Beberapa waktu yang lalu saya menghadiri woman conference dengan tema Love Never Fails. Pembicara yang diundang sangat menginspirasi saya. Sampai-sampai, begitu banyak pengalaman yang tidak dapat saya gambarkan dengan kata-kata. Too shock to see how God works beautifully.

Di hari pertama, saya datang dengan sebuah kerinduan untuk diubahkan, bukan hanya untuk mengumpulkan pengetahuan karna tahu banyak tidak akan mengubahkan kehidupan. Terus terang, dengan rutinitas dan kesibukan yang begitu padat, kita semua perlu waktu dimana kita dapat diisi kembali dengan hal-hal yang baru dan baik.

Hanya dengan cara kita membuka hati dan pikiran untuk belajar, kita akan diberikan hikmat yang datang bersamaan dengan pengetahuan.


Love is holding back your words.

Sebaris kalimat tersebut saya baca ketika saya sedang berada di dalam toilet. Quote ini tertulis di selembar kertas kita-kita ukuran A4 yang ditempel di balik pintu toilet. Menarik perhatian bukan karna kata-kata nya yang dituliskan dengan begitu indah. Saya punya cerita di balik kesan mendalam tentang sebaris kalimat tersebut. Inilah kisah saya.

Saya pemilik personality Dominan Intim yang memiliki maksud baik dengan cara penyampaian yang spontan dan apa adanya. Sejak dulu saya sudah mendengar pepatah kalo maksud baik dengan peyampaian tidak tepat akan menjadi sesuatu yang tidak bermanfaat bagi orang lain. Hal ini menjadi pepatah yang saya abaikan karna fokus saya adalah maksud baik saya yang saya pikir dapat dilihat oleh orang yang berhadapan dengan saya.

Beberapa kali ketika saya tidak setuju dengan pasangan, saya akan menyampaikan ketidaksetujuan saya dengan cara yang extreme. Deretan kalimat dan intonasi yang bersemangat (baca : berlebihan) membuat dia merasa terintimidasi. Hal ini membuat saya merasa kalau saya memiliki komunikasi yang sangat buruk dengan pasangan saya. Celakanya, dalam rentang waktu yang cukup lama, saya juga tidak menyadari bahwa ternyata cara penyampaian sayalah letak permasalahan yang sebenarnya. Saya berpikir bahwa komunikasi adalah mengutarakan dengan terus terang dan jelas apa yang sedang saya rasakan dan pikirkan. Sang pacar pernah berulang kali menjelaskan kalau dia bukan tipe orang yang bisa dibombardir dengan sederet kalimat tanpa sususan dan cara penyampaian yang baik tapi saya selalu berkomunikasi dengan cara yang sama sehingga saya selalu merasa stress karena perasaan bahwa kami tidak memiliki komunikasi yang baik. Tentu saja, saya pikir dia yang tidak mau mendengar dan berusaha mengerti saya.

Jika saya ingat-ingat lagi, saya jadi sedih sendiri. Tidak menyenangkan untuk menyadari bahwa ternyata selama ini saya telah menyakiti orang yang begitu berarti dalam kehidupan saya. Kata-kata yang diliputi oleh perasaan marah dan kecewa bukanlah cara yang tepat untuk berkomunikasi.

Sekarang ini, kalau saya merasa marah, saya akan berpikir terlebih dahulu tentang perasaan orang yang saya mau ajak bicara dan mencoba memikirkan situasi yang sebenarnya dengan apa yang saya rasakan jauh di dalam hati saya. Kadang-kadang, keadaan sebenarnya tidak seburuk suasana hati kita. Oleh karna itulah kita harus tau jelas apa yang mendorong kita untuk bereaksi. Lebih bijaksana untuk menahan kata-kata kita ketika suasana hati kita sedang buruk. Berusahalah untuk menghargai orang lain dan perasaan mereka, sekalipun di saat kita sedang ingin marah.

Hal ini saya praktekkan bukan hanya kepada pasangan, melainkan juga kepada orang tua saya yang seringkali bertentangan pemikirannya dengan saya. Saya tidak harus selalu setuju dengan pemikiran mereka, namun juga saya tidak selalu harus menunjukkan bahwa pemikiran sayalah yang benar.

Hari ini, ketika saya menceritakan apa yang saya dapatkan di conference tersebut seperti yang saya ceritakan kepada kalian ke pasangan saya, pasangan saya mengatakan kalau saya sukses 2 hari yang lalu, ketika saya sebenarnya BT sama dia. Saya agak kaget mendengar pernyataannya. Bahkan, kemarin dia sempat bertanya "Kenapa bisa jadi lembut gitu padahal udah mau marah?" Sayapun bingung harus menjawab apa. What a very good affirmation from him that im walking to the process of having a new life style of loving ;) Im just want to loving more..

The moment God change somebody heart and renew their mind is the most beautiful moment. And i really thank God for the chance to be there, at that conference. Im sure that i weren't there because a coincidence but because of God's plan.


God Bless you,
Xoxo

What Carelessness & Complacency Did

Simpletons, don't wallow in ignorance.
Cynics, don't feed others with your cynicism.
Idiot, don't refuse to learn.

Have no a deaf ear.
Don't keep your ignorance.

Don't wait until the roof falls and your whole life goes to pieces.
Don't wait until you show rubble and ashes when the catastrophe strikes.
Don't live in your own way.

Love the knowledge with fear of God.

Carelessness kills and complacency is murder.


Source : Proverbs

Know The Real Blessings

God made sky and soil, sea and all the fish in it.

He always does what he says
He defends the wronged
He feeds the hungry
God frees prisoners
He gives sight to the blind
He lifts up the fallen

God's in charge—always.
Source : bible

Put your hope in God and know real blessing!
.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-


Dear friends,
See how beautiful He is. It made me cry.

God embraces you with His Love.
God loves you, friends.

Show Me Your Faith and I Will Throw Away My "Gengsi"

Pernah ngak sih kamu ada dalam sebuah situasi dimana kamu bisa menebak kira-kira akan gimana jadinya kalo temen kamu, sahabat kamu, keluarga kamu atau siapapun itu tetap mempertahankan keputusannya yang jelas-jelas salah?

Kita manusia diberikan suatu kemampuan yang melebihi makhluk lainnya, kemampuan untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk. Setiap kita diberikanNya, tapi yang membedakannya adalah mereka yang memilih untuk mengingkariNya dan mereka yang memilih untuk mentaatiNya. Apakah posisi kita akan slalu sama? Tentu saja tidak. Kadang-kadang ada waktu dimana kita juga bisa menjadi "tidak waras" karena mungkin dipengaruhi oleh apa yang terjadi di sekitar kita.

Sedih rasanya kalo kita sebagai manusia yang sedang ada di sisi "waras" melihat kalau orang yang kita kenal sedang berjalan di sisi lainnya. Tentu kita akan melakukan berbagai macam cara agar orang tersebut mau berpindah ke sisi kita. Apalagi kalau orang tersebut adalah orang yang kita sayangi. Sayangnya, tidak semudah itu seseorang berganti haluan.

Dari sini, gue menarik kesimpulan kalo pertobatan itu hanya dapat dilakukan oleh orang yang memiliki kelembutan hati. Kelembutan hati bukan merupakan tanda bahwa seseorang itu lemah. Kelembutan hati tidak memerlukan gengsi, karna hal tersebut menuntut kita untuk menanggalkan gengsi.

Beberapa kali, gue tau gue buat keputusan yang salah karna waktu itu gue lagi "tidak waras". Tapi bersyukur kalo ada orang-orang yang dengan lantangnya menyadarkan gue. Memang tidak enak rasanya, tapi lagi-lagi ketika logika gue mulai mencari suatu pembenaran atas sikap gue, gue tidak menemukannya.

Dari sana gue belajar untuk menerima kesalahan orang lain dengan terlebih dahulu menyadari bahwa gue juga memerlukan kesempatan untuk diterima sebagai seseorang yang sedang menjalani proses.


Kalo kita pikir kehidupan seseorang sudah berakhir hanya karna satu masa dimana ia membuat keputusan yang salah, kita salah besar. Bukankah setiap kita memerlukan orang lain yang percaya akan yang terbaik dalam diri kita sekalipun diri kita sedang berada dalam keadaan tidak percaya?

Show Me Your Faith and I Will Throw Away My "Gengsi"
:P

Seorang Pesimis Kehidupan

Beberapa kejadian yang gue alami di dalam hidup, membuat gue meragukan keberadaan teman sejati. Gue bukan termasuk tipe orang yang sulit untuk berteman, gue berteman dengan siapa saja. Hal itulah yang membuat pertanyaan akan keberadaan "nya" muncul berulang kali.

Keraguan gue berakhir pada sebuah kesimpulan bahwa ngak mungkin kalo seumur hidup, gue memelihara pemikiran yang dasarnya cuma pengalaman sama yang terjadi berulang kali. Terlalu sempit dan terbatas, tidak sesuai dengan imajinasi gue yang melebihi logika.

Seringkali di dalam kehidupan, kejadian yang berlangsung secara terus menerus membuat kita memiliki sebuah kesan yang mendalam mengenainya. Kita semua tau bahwa kita hidup di dunia dimana integritas, kejujuran, kesetiaan, ketekunan dan hal baik lainnya telah terkorup sedemikian hebatnya. Mungkin tanpa sadar, kitalah salah satu pelakunya. Lantas, kenapa semua hal itu membuat kita menjadi seorang pesimis dalam kehidupan? Bukannya kita sedang berlari pada sebuah perlombaan dengan tujuan yang sama? Kesempurnaan.

Mungkin saja suatu hari nanti kita akan mengerti kenapa kehidupan mengajarkan begitu banyak pelajaran sulit. Karna, yaa kita sedang mengejar sesuatu yang tidak biasa kawan.


Jika kamu hari ini adalah salah satu pesimis dalam kehidupan, ingatlah bahwa kamu tidak sendiri dan kamu tidak berlari seorang diri :)

Berilah Dirimu Suatu Kesempatan

Beberapa waktu yang lalu gue kehilangan kontrol atas diri gue. Karena sebuah pemikiran yang salah, gue ngomel-ngomel gitu aja sama cowo gue. Parahnya, suatu pemikiran yang salah menghasilkan beberapa pemikiran salah lainnya sehingga kata-kata yang tidak pantas mengalir begitu saja tanpa di-filter. Bagaimana reaksi dia? Tentu saja marah karena apa yang gue ucapkan itu mungkin bertolak belakang dengan keadaan yang sebenarnya.

Gue mulai berpikir jernih ketika dia bilang kalo sebenarnya ini semua cuma salah paham. Ketika gue merenungkan kejadian yang baru saja lewat, gue sadar kalo gue telah melakukan sebuah kesalahan fatal. Mengijinkan pemikiran gue berkeliaran liar tanpa mempertimbangkannya dari sisi yang lain.

Lucunya adalah, ketika gue meminta maaf dan mulai mengakui kalo gue sepenuhnya salah, dia udah ngak marah dan bilang kalo dia juga ada salahnya.

Yah, semua kata yang sudah pernah diucap memang ngak akan pernah bisa ditarik kembali. Kita semua hanya bisa memetik pelajaran dari kesalahan yang dibuat. Menyesali terlalu lama pun tiada gunanya. Karna sesungguhnya tiada satupun dari kita yang pantas untuk menghakimi, sekalipun menghakimi diri sendiri. Kita hanya patut bersyukur bahwa kita masih diberi sebuah kesempatan baru, setidaknya... berilah dirimu suatu kesempatan baru hari ini.

Enjoy Your Life,
Make a Mistake and Learn From It =)

Pemahaman yang Salah Tentang Memberi

Tindakan kita sesungguhnya banyak didasari oleh pemahaman kita akan suatu hal. Berikut adalah pemahaman yang salah tentang memberi sehingga memberi bukanlah suatu kesukaan dan kebiasaan bagi sebagian besar orang.

Memberi membuat kita menjadi miskin.
Memberi membuat kita kekurangan.
Memberi membuat kita kesusahan.
Memberi merugikan diri kita.
Memberi identik dengan materi.


Memberi seringkali identik dengan sebuah usaha atau effort yang harus dilakukan namun bagi saya, sesungguhnya memberi lahir dari ketulusan hati yang tidak mementingkan diri sendiri.

Di jaman ini dimana kebanyakan orang sibuk dengan urusannya sendiri. Ada yang sibuk menimbun kekayaan, ada yang sibuk berjuang melawan waktu, ada yang sibuk membangun masa depan dan kehidupannya sendiri, semua sibuk. Siapa yang tidak sibuk?

Sayapun sibuk, sayapun tenggelan di dalamnya dan tidak senang diinterupsi. Hal ini membuat saya mengabaikan hal-hal kecil yang dapat saya lakukan untuk membuat orang lain merasakan kebaikan Tuhan. Hari ini saya mengingatkan diri sendiri untuk terbiasa memberi dengan mengesampingkan sejenak apa yang menjadi kepentingan saya.

Pemberian kita menyenangkan hati orang lain dan juga menyenangkan hati Tuhan.

Pemberian tidaklah rumit. Kita tidak perlu mengeluarkan semua tabungan kita dan membagi-bagikannya kepada orang lain. Hanya dengan 5 menit kita dapat memperhatikan orang lain lewat text msg, dengan 5 menit kita dapat menelepon ke rumah dan berbincang sejenak dengan anak di rumah, dengan 2 menit kita dapat membantu orang tua menyeberang jalan, dengan 30 detik kita dapat mempersilahkan orang yang lebih tua untuk mengambil bangku yang kita tempati di kendaraan umum. Banyak hal yang dapat kita lakukan. Lantas, kenapa tidak melakukannnya?

Lewat pemberian kita, orang lain dapat merasakan kebaikan Tuhan.

Let's be generous :)
Febry

Sebelum Pacaran, Kudu Tau!!!

Gue bangun hubungan dengan pacar gue yang sekarang sudah hampir 4 tahun, sama masa PDKT kira-kira sudah 5 tahun. Membanggakan rasanya kalo mengenang kenapa dulu kita bisa jadian.

Waktu itu baik gue maupun dia udah menjomblo selama kurang lebih 3 tahunan, dia liat gue di suatu acara training. Waktu itu gue juga bukan tipe cewek yang obral meskipun udah menjomblo 3 tahun lebih. Malahan, gue cenderung menutup diri terhadap lawan jenis. Gue cuma punya 3 sahabat lelaki. Gue termasuk tipe cewe yang menarik. Perlu di-mention kalo gue jomblo cukup lama bukan karna ngak ada yang mau. Hahahaha. Banyak yang minta kenalan dan lebih dekat tapi ngak gue tanggepin. Di benak gue pada saat itu, gue ngak perlu dekat dengan orang yang gue udah tau gue ngak mau dekat sama dia. Lagipula, gue sangat menikmati hidup gue.

I KNOW WHAT I WANT EXACTLY IN MY LIFE SO I KEEP MY SELF FROM WASTING MY TIME.

Gue rasa sangat penting buat kita, pria dan wanita untuk tahu hal ini sebelum memutuskan untuk membangun hubungan :

1. Percaya Diri.
Cape banget loch kalo lo punya pacar yang bentar-bentar tanya dia cantik atau ngak, lo sayang dia atau ngak. Jelas, dia ngak percaya sama dirinya sendiri. Gimana dia bisa percaya sama lo? Ya ngak? Repot kan kalo ngak ada kepercayaan diri. Hehehe..

Gimana dengan cowo yang cemburuan berat? Cape juga kan kalo lo ribut tiap hari cuma karna hal-hal sepele yang sebenernya problemnya di kepercayaan diri cowo lo yang ngerasa kurang keren dibanding temen kuliah lo dulu :P

Pengakuan itu ngak seharusnya datang dari orang lain. Lo harus jadi orang yang bisa menghargai diri lo sendiri. Pada akhirnya, itu nanti akan mempengaruhi cara lo berhubungan dengan orang lain. Betul kita memerlukan dukungan, betul kita memerlukan kata-kata afirmasi. Tapi salah kalo lo nilai diri lo berdasarkan cara orang lain treat lo :) Lo harus liat diri lo sebagai seorang pribadi yang bernilai. Lo diciptakan dengan apa adanya diri lo, ngak ditambah dan ngak dikurangin karna ibarat masak, rasanya itu sudah pas untuk dinikmati. So u are :) Lo dengan adanya diri lo sekarang pasti bisa do something great! But first, u have to know who you are. Dari sana lo akan punya yang namanya value.

2. Tau kenapa lo ada.
Selain kepercayaan diri, gue rasa kita juga perlu tau kalo kita tuh hidup buat apa. Soalnya kalo lo ngak tau u hidup buat apa, lo akan cenderung buang waktu lo buat hal-hal yang nantinya akan lo sesali. Kalopun di masa lalu lo udah sempat jatuh dalam hal yang sia-sia it's okay. If now u know, it means u still have time :)

Kalo lo tau lo kenapa ada, lo akan lebih mudah tau keputusan apa yang lo mau ambil. Termasuk keputusan untuk membangun hubungan dengan siapa :)

Dulu gue pernah merasa kosong karna gue ngak tau siapa gue dan gue hidup buat apa. Tapi lewat suatu pengalaman dimana gue merasa hancur hati, kehidupan gue diperbaharui secara total sama Tuhan yang gue percaya. Diawali dengan motivasi yang salah, melarikan diri kepada Tuhan untuk melupakan kejadian yang membuat gue terluka. Tapi pada akhirnya gue ketemu dua hal di atas sehingga 24 September 2007 waktu pasangan gue yang sekarang minta gue jadi pasangan dia, gue jawab YES karna YES i know who i am and i know what i want :)


Kalo ditanya apakah gue sekarang menyesal dengan keputusan gue, sama sekali ngak. Konflik pasti ada karena perbedaan karakter, latar belakang keluarga, dsb. Tapi setiap persoalan jadi lebih mudah diselesaikan karna kami punya pedomannya.

So guys, daripada sibuk nyari pacar. Mending sibukin diri untuk menjadi seorang pribadi yang utuh sehingga pada waktunya nanti, lo dan pasangan lo akan menjadi "COMPLETE" :)

Rasa Syukur Stiap Hari

Hari ini mama beliin martabak kesukaan kita (gue and adek-adek) di pasar deket rumah yang kira-kira jaraknya 5 menit jalan kaki dari rumah gue. Di keluarga gue, gue ngak pernah ngerasa bokap nyokab gue pilih kasih. Seperti yang terjadi pagi ini, nyokab beliin martabak seorang dua buat gue and ade gue. Lucu banget... Yah, itulah nyokab gue. Gue selalu bersyukur sih punya nyokab kayak mama karna anaknya ada 4 tapi dia selalu mikirin semuanya tanpa membedakan meski banyak sikap mama yang kadang gue ngak habis pikir. Mama juga selalu sediain sarapan buat kita, meskipun dia ngak masak sendiri karna pagi-pagi mama udah harus buka toko. Banyak deh perhatian mama ke anak-anaknya. Semua hal itu buat gue bersyukur punya keluarga kayak gue sekalipun juga ada banyak hal yang buat gue kurang nyaman.

Dalam hidup gue belajar, banyak hal yang membuat kita tidak nyaman dapat kita keluhkan setiap hari. Dari cuaca panas, macet, sampe-sampe bokap nyokab yang cerewet. Rasanya, banyak hal yang bisa buat kita ngak puas sama kehidupan kita.

Kenapa sih mengeluh? Bukannya memang kehidupan tidak selalu berjalan sempurna?


Sekalipun pada orang yang kita lihat secara kasat mata memenuhi kriteria "sempurna" di mata kita. Di dalam manusia sempurna idaman kita, merekapun memiliki suatu impian dan harapan yang belum kesampaian sehingga jika ditanya mungkin mereka belum puas dengan kehidupan yang mereka jalani. Sehingga perlu kita tanyakan kepada diri kita sendiri :
"Apakah kebahagiaan identik dengan sebuah pencapaian?"

Hmm, gue rasa tidak. Karna gue yakin kalo selama kita "hidup", impian dan harapan kita tidak pernah mati. Lantas, jika impian dan harapan kita belum tercapai; apakah kita mau hidup dalam kematian? Jika jawabannya TIDAK, STOP MENGELUH dan membandingkan kehidupanmu dengan manusia manapun di muka bumi sehingga kita bisa menghidupi kehidupan yang memang dimaksudkan bagi kita.




He has saved me



Hey dad, you wanna hear something funny? There was a man who was drowning, and a boat came, and the man on the boat said "Do you need help?" and the man said "God will save me". Then another boat came and he tried to help him, but he said "God will save me", then he drowned and went to Heaven. Then the man told God, "God, why didn't you save me?" and God said "I sent you two boats, you dummy!"

Penerimaan

Di dalam perjalanan kehidupan kita, kita tidak selalu bertemu dengan orang-orang yang menyenangkan. Kadangkala kita bertemu dengan orang yang secara terus menerus bertindak untuk menyakiti kita. Dengan mudahnya, kita terpancing untuk menjadi marah dan kecewa. Memang gue akui, lebih mudah untuk membenci dibanding mengasihi.

Kita sering dengar sebuah kalimat dimana kita diajarkan untuk memiliki respon yang benar terhadap apapun yang terjadi di sekeliling kita. Namun, tidaklah mudah jika hal ini dikaitkan dengan sebuah pengampunan yang harus kita lepaskan justru bagi orang-orang yang menyakiti kita. Gue pernah denger kalo kita bisa ngerasa sakit, justru karna orang tersebut begitu penting buat kehidupan kita. Hmm, bisa jadi begitu.

Tentang pengampunan, gue pun pernah mengalami sulitnya melepaskan pengampunan. Baik itu mengampuni kedua orang tua gue, adik-adik gue, temen gue, mantan pacar gue, pacar gue. Faktanya kita manusia diciptakan dengan harga diri yang perlu dihargai oleh orang lain.

Gue pernah sampai di titik dimana gue ngak tahan lagi atas perlakuan keluarga gue terhadap diri gue dimana gue dikritik secara terus menerus. Gue inget banget akhirnya masalah itu bisa selesai hanya dengan gue mengubah pandangan gue terhadap apa yang gue alami. Gue belajar memfokuskan pikiran gue yang tadinya bermentalkan gue adalah korban menjadi gue adalah seorang pemenang yang ditakdirkan untuk naik level demi level di dalam kehidupan.

Akhirnya, gue dengan bangga bisa bilang kalo gue bisa minta maaf sama mereka lepas dari siapa yang salah dan siapa yang benar. Menurut gue, hubungan tersebut layak untuk dipertahankan, dan sekali lagi itu bukan soal siapa yang salah dan siapa yang benar.


Sampai sekarang gue masih suka mengalami waktu-waktu dimana rasanya memilih untuk membenci bokap gue merupakan pilihan yang lebih mudah dibandingkan harus terus menerus belajar untuk menerima dia apa adanya. Banyak orang bilang dia baik, justru gue ngak ngerasa gitu. Tapi, ya sebenarnya dia memang baik. Yang menjadi masalah gue adalah gue sulit untuk menerima sikap dan perkataan dia yang melulu menyakiti orang terdekatnya, yaitu anggota keluarganya. Terutama nyokab gue. Gue ngak habis pikir kenapa dia bisa bersikap seperti itu sama kita, sedangkan sama orang lain baik banget.

Gue sadar kalo mengampuni merupakan sebuah proses. Gue belajar melihat apa sih yang buat dia bersikap seperti itu dibanding men-judge dia berdasarkan sikap dia. Mungkin sebenarnya orang yang paling menyakiti kita dan orang yang paling menyebalkan dalam hidup kita merupakan orang yang paling membutuhkan kasih dari kita.


Gue yakin kalo tembok China tidak dbangun dalam satu malam, demikian juga kepribadian seseorang. Selalu ada The What dibalik The How :)Gue sadar koq, gue juga bukan manusia yang sempurna. Ngak ada satupun dari kita yang sempurna. Gue juga memerlukan pengampunan, baik dari orang lain maupun dari pencipta gue atas setiap dosa dan kesalahan yang gue buat baik secara sadar dan tidak sadar.

When Jesus raised Himself up, He said to her, Woman, where are your accusers? Has no man condemned you? She answered, No one, Lord! And Jesus said, I do not condemn you either. Go on your way and from now on sin no more.

Atas sebuah pemahaman bahwa gue juga memerlukan pengampunan tersebut setiap saat, gue belajar untuk memposisikan diri gue sama seperti para pendosa yang lainnya :) Gue juga belajar bersikap siap untuk membagikan kasih dan anugrah yang gue terima dari Tuhan.

I desire mercy [that is, readiness to help those in trouble] and not sacrifice and sacrificial victims. For I came not to call and invite [to repentance] the righteous (those who are upright and in right standing with God), but sinners (the erring ones and all those not free from sin).


Pada akhirnya, kita harus dapat menerima pengampunan agar kita dapat menjadi seorang pribadi yang mudah untuk mengampuni. Jangan biarkan hal-hal kecil melukai diri kita dengan mudahnya. Gue percaya, melepaskan pengampunan merupakan tindakan yang lebih menyenangkan dibandingkan melulu mengeluhkan sikap dan perilaku orang di sekeliling kita :)

Setiap kita butuh untuk diterima dan dihargai sebagai seorang pribadi yang bernilai dibandingkan dengan terus-menerus diberitahukan tentang apa yang tidak semestinya.

Love,
Febryna Halim

Seseorang yang Dimenangkan

Gue mau ceritain pengalaman kehidupan gue bersama dengan Tuhan. Kalo gue ada sampai detik ini, gue percaya dan sadar kalo itu cuma karna kasih karuniaNya. Tanpa kasih karunia Tuhan, mungkin gue ngak akan ada disini hari ini.

Gue lahir sebagai anak pertama dari 4 bersaudara di tengah keluarga non-kristen. Gue menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat pribadi waktu gue duduk di bangku SMP, itupun bukan karena gue terlebih dahulu mengenal siapa pribadi Yesus. Bisa dibilang, gue terima Tuhan Yesus cuma karna ikut-ikutan temen dan kebetulan gue sekolah di sekolah Kristen. Pengalaman pribadi gue bersama dengan Tuhan Yesus justru gue dapatkan di masa-masa sulit dalam kehidupan gue.

Saat ini bisa dibilang keluarga gue merupakan keluarga yang harmonis. Kami suka hang out sama-sama, bokap nyokab gue juga bisa dibilang asik karna mereka bisa diajak hang out kemana aja n ngapain aja. Kami juga suka duduk-duduk cuma sekedar untuk ngobrol, meskipun kalau untuk hal pribadi masih sulit untuk kami menceritakannya kepada orang tua. Tapi keadaan ini sangat bertolak belakang dengan keadaan waktu gue duduk di bangku SD sampai SMA. Di waktu itu, papa mama sering sekali bertengkar di depan kami. Bertengkarnya-pun tidak hanya sekedar adu mulut di depan kami sebagai anak-anak, melainkan sampai saling melempar dengan barang pecah belah. Pernah juga beberapa kali samurai dan pisau dapur menjadi senjata mereka. Hal tersebut terjadi di depan kedua mata kami sebagai anak-anak dan dengan frekuensi yang cukup sering.

Waktu gue mulai duduk di bangku SMP, gue mulai menyadari apa yang sedang terjadi di tengah-tengah keluarga gue. Guepun bertindak sebagai pelindung bagi nyokab dan adik-adik gue. Sungguh tidak mudah karena dengan keadaan keluarga yang seperti itu tentu saja gue ngak dapatkan arahan dan perlindungan di dalam keluarga, tapi justru gue yang harus menjadi pelindung buat anggota keluarga gue. Pertanyaannya adalah :

Dari mana gue dapatkan kekuatan tersebut?

Terus terang, gue punya 1001 alasan untuk mempersalahkan Tuhan atas apa yang terjadi. Gue bisa aja komplain sama Tuhan dan tanya ke Tuhan "Kenapa harus gue?". Gue-pun memiliki pilihan untuk mempersembahkan kehidupan gue bagi kesia-siaan. Tapi itu semua ngak gue lakukan!

Justru di saat gue ngak bisa ngeliat Tuhan itu ada dan justru ketika gue ngak bisa ngerti apa rencana Tuhan di balik apa yang gue alami, gue belajar untuk hidup mengandalkan Tuhan dan belajar menyerahkan kehidupan gue sepenuhnya sama Tuhan.


Gue slalu percaya satu hal kalo Tuhan punya rencana yang unik dan spesifik bagi setiap kita. Gue punya kisah gue sendiri, semua orang punya kisahnya masing-masing.

Baik atau burukpun kisah dan latar belakang kita, satu hal yang pasti. Rancangan Tuhan atas kehidupan kita tidak pernah gagal.


Gue juga selalu percaya, untuk tampil dan keluar sebagai seorang pemenang dalam kehidupan, seringkali ada hal-hal yang harus kita lepaskan. Mungkin itu masa lalu kita, mungkin itu rasa kecewa kita, ketidakmampuan kita untuk mengampuni. Apapun itu, kita harus belajar menyerahkannya kepada Tuhan. Gue pribadi bergumul dengan siapa diri gue di mata gue. Gue tanpa sadar menyimpan "my list" dimana list tersebut berisi latar belakang gue yang buruk serta kelemahan-kelemahan gue yang seringkali gue bentangkan di hadapan Tuhan ketika Tuhan say something GREAT about me and my life and my future. Gue banyak dapatkan Tuhan berbicara buat gue lewat apa yang gue baca di bible.

Kebiasaan gue membaca alkitab membuat gue mendapatkan identitas gue yang sejati yaitu siapa gue di mata Tuhan.


Finally, gue bisa bilang kalau seorang pemenang itu adalah mereka yang menyerahkan kehidupannya sepenuhnya sama Tuhan dan mengandalkan Tuhan di sepanjang perjalanan kehidupannya.

I Thank God for My Life

Seseorang yang dimenangkan oleh Tuhan,
Febryna Halim

Nyesel? Boleh donkk!!

Ada ngak sih suatu kejadian hidup yang buat lo nyesel setengah mati? Kalo gue, BUANYAKKK. Banyak hal yang kalo gue pikirin tuh buat gue mikir "coba kalo dulu gue....", "coba kalo kemaren gue...."

Dan guess what? Gue paling sebel deh kalo harus kepikiran gitu. Apa gunanya sih nyesel?

Emank bisa diulang lagi?
Emank bisa buat lu tuh jadi enjoy sama hari ini?
Emank gunanya apa?


Lantas gue jadi berpikir, trus gunanya penyesalan itu apa dong? Gue sampai pada kesimpulan, penyesalan itu berguna juga loch!

Penyesalan buat kita menyadari kesalahan yang sudah pernah kita buat
Penyesalan harusnya buat kita bisa mengakui kalo yang kemarin itu salah
Penyesalan harusnya memperingatkan kita apa yang salah dan membuat kita melakukan apa yang benar


Itu gunanya! Jadi nyesel boleh dong? :D

Lagi kepikiran aja,
Febryna Halim

Yang Paling Berharga

Nonton TV bukan menjadi aktifitas favorit gue, atau tepatnya gue ngak punya waktu buat nonton TV. Secara, kalo nonton TV tuh cuma buat gue ngedumel karna hmmm... sorry to say kalo tayangannya tuh bukannya meng-entertain gue tapi malah bikin gue ngerasa "ribet" nontonnya :D Tapi tadi sambil makan, gue sambil nonton TV (yang artinya gue punya waktu bener-bener lebih alias santayy). Hehehehe.

Hal sebaliknya yang berlaku buat anggota keluarga gue yang lain. Hiburan mereka adalah TV. Dan kebetulan hari ini mereka tuh lagi nonton Drama Korea yang ada di salah satu stasiun TV. Gue-pun nimbrung lah. Kalo gue duduk di depan TV-pun gue pasti buka channel news. Tapi rupanya berbeda kali ini karna gue cuma nimbrung. Kalo gue ganti channel, bisa diamuk massa :D

Entah lagi mellow (please baca ulang, bukan melon) atau gimana. Ada adegan dimana tuh sang cewe diprediksi akan meninggal karena mengidap penyakit yang kemungkinan selamatnya kecil meskipun diobati (jangan coba-coba tebak ini film apa, nikmatin aja cerita gue, eheheh). Aduh dari situ semua omongan dan scene di film itu tuh menyentuh hati banget. Gue jadi keinget pacar gue, mau dia senyebelinnnn apapun tapi bener deh punya kesempatan bersama orang yang kita sayang itu bener-bener anugrah :) Smile on my face :)

Emank sih kalo mungkin itu cuma film, tapi dari film itu gue bisa belajar satu hal.

Ya masa iyah andai nanti kita kehilangan yang disayang kita baru mau nyesel?

Gue yakin ngak ada yang mau punya sad ending gitu, hehehe. So, selama kita ada waktu bersama orang-orang kita yang tersayang. Coba yuk appreciate mereka and spend more time with them.

Seringkali hal paling berharga yang dapat kita berikan kepada orang yang kita kasihi adalah waktu kita.

Saya, di malam minggu bersama dengan pacar di rumah masing-masing :P
Febryna Halim

Your Power in Social Life

Saya selalu percaya kalo setiap orang dapat membawa pengaruh dalam kehidupan orang lain. Menjadi pilihan kita apakah pengaruh yang kita berikan itu positif atau negatif. Dapat keduanya, mungkin tanpa kita sadari. Contohnya seperti saya yang hanya sekedar baca timeline di twitter, bisa ikut kesel atau dibikin kesel sama orang tersebut. Tapi bisa juga hanya karena baca tweet di timeline saya, saya bisa merasakan kehidupan orang tersebut "hidup" banget and saya seperti termotivasi untuk "menghidupi" hidup saya sendiri karena saya ngak mau terus-terusan "mengagumi" kehidupan orang lain :)

Believe it or not, it's true that all of us can be an impact for others!


Kalo saya lebih suka menjadi orang yang dapat menambahkan nilai positif bagi orang lain. Masalahnya adalah pengaruh itu tidak kita rancang dengan sengaja. Pengaruh itu sederhana, orang dapat dipengaruhi oleh siapa yang berada di sekelilingnya. Saya adalah pengaruh bagi orang di sekeliling saya, sadar atau tidak sadar. Saya tidak melakukan itu secara sadar, sayapun tidak merancangkan suatu ide agar pengaruh saya dapat berjalan. Semuanya berjalan secara alami.

Pengaruh yang kita tanamkan dalam diri orang lain tergantung dari bagaimana kita membangun kehidupan kita sendiri.

Kalau hari-hari ini begitu banyak social media dan jika social media itu kita ibaratkan sebagai sebuah senjata atau kekuatan di tangan kita, adalah menjadi pilihan kita untuk menggunakannya secara bijaksana ataupun secara sembrono.

Posisi saya? Kadang sembrono, kadang bijaksana. Hehehehe...

Live Your Life ;)

Cheers,
Febryna Halim

Great people

Everybody can be great cos everybody can serve :)

A Great Leader is someone who doing basic things very well. No wonder if God able to use the peoples who not count by man

Value vs Quality

Di dalam pekerjaan saya, saya diharuskan untuk berhadapan langsung dengan karyawan. Suatu ketika, karyawan menyampaikan sebuah kalimat "Kalau perusahaan mau karyawannya kerjanya excellent, perusahaan juga harus berani bayar harganya dong." Hal ini menjadi perenungan saya, apakah memang kualitas dari pekerjaan yang kita lakukan tergantung dari berapa bayaran kita untuk melakukan pekerjaan kita atau malahan sebaliknya? Berapa bayaran kita tergantung dari kualitas pekerjaan kita?

Saya tidak tau jelas nilai dari setiap orang, bisa jadi berbeda. Saya pribadi percaya bahwa kita akan mengerjakan segala sesuatunya sesuai dengan kualitas diri kita dan kualitas diri kita tidak begitu saja otomatis naik seiring dengan kenaikan value yang orang lain tetapkan bagi kita. Pertanyaannya, apakah kualitas bisa naik? Tentu saja bisa, namun hal tersebut naik seiring dengan kesadaran dan penerimaan kita akan tanggung jawab di dalam kehidupan.

Terima kasih Tuhan


Tuhan, biar aku inget Kamu ngak cuma waktu keadaan lagi happy n aku ucap syukur sama Kamu tapi biar aku juga bisa lihat secercah pengharapan yang ada di dalamMu pada saat-saat sulit di dalam kehidupanku agar aku dapat menjadi orang yang senantiasa mengucap syukur.

Wanita yang Berputus Asa

Wanita itu diciptakan begitu lembut, seperti kaca yang mudah retak. Dalam hubungan dengan lawan jenis, wanita acapkali menjadi pihak yang disebut sebagai korban. Meski saya tidak dapat menutup mata terhadap realita bahwa ada juga pria yang bisa jadi menjadi "korban". Definisi korban bagi saya adalah pihak yang dirugikan atas keuntungan orang lain.

Dalam hubungan pria dan wanita saya seringkali menemukan wanita yang melakukan lebih dari sewajarnya hanya untuk mendapatkan pengakuan dari pria yang dicintainya. Dengan mengorbankan segalanya wanita berharap dapat mendapatkan cinta yang sejati dari pria. Nyatanya, yang terjadi malah kebalikannya. Banyak saya temui wanita yang akhirnya terluka karena dicampakkan.

Yang mengherankan bagi saya adalah entah apakah pria memiliki kemampuan untuk memanipulasi wanita sehingga wanita memiliki pola pikir bahwa si wanitalah yang seharusnya mengemban porsi tanggung jawab terbesar atas ketidakberhasilan hubungan mereka sehingga wanita mencoba berbagai cara untuk memenangkan pria tersebut tanpa tau jelas persoalan sebenarnya adalah bagaimana wanita tersebut memandang dirinya sendiri. Bagaimana cara kita sebagai kaum wanita memandang diri kita sendiri sangat penting agar kita bukan menjadi kaum yang diinjak-injak dan tidak dihargai. Sebenarnya kitalah yang menentukan apakah seorang pria akan menghargai kita atau apakah tidak. Keberhargaan seringkali diukur oleh seorang wanita dari berapa besar penghargaan yang mereka terima, terutama oleh pria yang mereka cintai. Hal ini tidak dapat diterima sebagai kebenaran. Sebenarnya adalah bagaimana kita menghargai diri kita menentukan apakah orang lain akan menghargai kita ataukah tidak.

Saya sungguh sedih melihat wanita seringkali menjadi korban. Mereka mengorbankan segala-galanya dan meski mereka sudah berhasil melepaskan diri dari pria yang pernah menyakiti mereka, mereka kembali masuk ke dalam suatu hubungan bersama pria lain dan mengalami hal yang serupa dan lagi-lagi mereka menjadi gelas kaca yang bukan hanya retak lagi melainkan sudah hancur berkeping-keping.

Saya harap tulisan ini dapat membuat wanita menyadari bahwa :
Jangan pernah memberikan SEGALANYA pada pria yang bukan suami anda.
Jangan pernah berpikir suatu saat pria yang tidak menghargai anda akan menghargai anda hanya karna anda telah melakukan segalanya demi dia. Jika dia tidak pernah menghargai anda, maka dia tidak akan pernah. Anda hanya perlu mengakui bahwa memang dia bukan pria yang pantas untuk anda. Perbaiki cara anda menghargai diri sendiri.

Hidup dengan Sebuah Visi

Kalimat "Tuhan memiliki tujuan bagi kehidupan setiap orang" tidak asing di telinga saya. Bahkan, saya sering mengucapkan kalimat tersebut agar orang lain memahami betapa berharganya mereka di mata Tuhan. Ternyata, tau saya tidak cukup. Saya jadi menyadari bahwa selama ini mungkin saya terlalu nyaman dan merasa cukup hanya sampai sebatas mengetahui tujuan tersebut, namun melalui kelas pemuridan COL kemarin malam saya tersentak mengetahui bahwa visi tersebut Tuhan berikan untuk saya kerjakan.

Sebaris pertanyaan mendorong saya untuk berpikir "Bagaimana agar tujuan tersebut dapat terlaksana dalam kehidupan saya?" Saya tau saya harus melangkah dan mulai membuat perencanaan. Hal yang dimana saya akui saya kurang namun saya harus kerjakan agar visi tersebut dapat digenapi lewat kehidupan saya. Sungguh sangat disayangkan jika saya berhenti sampai tahap mengenali apa yang menjadi kekuatan dan visi saya tanpa melihat benih yang sudah Tuhan taruh dalam diri saya bertumbuh.

Sungguh menyeramkan dalam bayangan saya jika saya nanti yang entah kapan waktunya akan meninggal TANPA menghasilkan buah sepanjang kehidupan saya :( tapi bersyukur sekali Tuhan mengijinkan saya untuk dapat melihat posisi kehidupan yang sedang saya jalani saat ini sehingga saya dapat melakukan perubahan yang diperlukan dalam kehidupan saya agar pada akhirnya saya dapat melihat visi Tuhan tergenapi.

Ini bukan tentang kehidupan yang saya inginkan melainkan kehidupan yang Tuhan inginkan.

Saya adalah seorang pengusaha yang menjadi saluran berkat bagi banyak orang di masa depan saya.
AMIN.

I created for more than NOW!

My Story about finding God's will

Two are better than one, because they have a good [more satisfying] reward for their labor; For if they fall, the one will lift up his fellow. But woe to him who is alone when he falls and has not another to lift him up!

Hari-hari ini saya sedang dimuridkan di kelas yang dinamakan COL dan saya sangat diberkati. Berikut beberapa hal yang saya rindu untuk bagikan, semoga dapat menjadi berkat.

Tiga minggu lalu saya belajar dari Kisah Para Rasul mengenai topik God created us for relationship. Saya menjadi sadar betul bahwa komunitas adalah tempat yang penting agar saya dapat bertumbuh ke arah yang Tuhan inginkan dalam kehidupan saya. Sebelumnya, saya adalah orang yang sudah terlalu lama menjalani rutinitas saya dan hidup dalam kesendirian tanpa lingkungan teman-teman rohani. Saya merasa saya tidak memerlukan orang lain untuk dapat bertumbuh karena di gereja lama sayapun saya bertumbuh karna saya melakukan disiplin pribadi, bukan karena komunitas. Namun pada akhirnya, saya sampai pada titik dimana saya menyadari saya membutuhkan orang lain, terutama teman-teman seiman karena firman Tuhanpun berkata bahwa "Berdua lebih baik dari seorang diri sehingga ketika yang satu terjatuh, yang lain dapat menolong." Berbagai pikiran seperti saya harus beradaptasi dengan lingkungan dan orang-orang baru, pikiran bahwa kehidupan nyaman saya akan terusik membuat langkah saya menuju DATE BOOTH tertahan selama berbulan-bulan sebelum akhirnya saya mendaftar.

Ketetapan langkah belum saya dapatkan meski saya sudah datang ke DATE. Berulang kali saya terjebak untuk malas datang karena saya masih malas keluar dari zona nyaman seperti yang saya sudah katakan di atas. Saya nyaman menjalani rutinitas saya tanpa harus melibatkan diri di komunitas baru saya. Apalagi saya bukan orang yang cenderung cepat meleburkan diri dalam suatu lingkungan yang sama sekali baru. Namun karena dorongan yang kuat untuk bertumbuh, serta dukungan dari pasangan saya yang juga bergabung dalam DATE yang sama membuat saya belajar mendewasakan diri saya dan masuk ke dalam proses. Kini, sudah lebih dari 6 bulan sejak saya bergabung dalam DATE; melalui kelas COL saya pun menjadi menyadari apa yang firman Tuhan katakan mengenai "Berdua lebih baik daripada seorang diri."

Jenis teman seperti apa yang duduk bersama-sama dengan anda? Apakah teman yang mendorong anda untuk naik lebih tinggi atau malahan teman-teman yang menarik anda untuk jatuh lebih dalam? Pertanyaan ini penting untuk dijawab.

Yang membedakan komunitas gereja dengan komunitas di luar adalah kepenuhan yang kita alami jika kita melibatkan diri di dalamnya. Komunitas gereja mendorong kita ke arah yang Tuhan inginkan bagi kita.

Hal yang baru juga saya dapatkan di sesi Strength Finder dimana saya belajar bahwa setiap orang didesign unik, saya diberikan kekuatan yang berbeda dari orang lain sehingga saya dapat menyelesaikan tujuan khusus yang Tuhan taruh di dalam hati saya yang tentunya berbeda dengan apa yang Tuhan taruh di dalam hati orang lain. Seringkali saya tidak main di area kekuatan saya melainkan berfokus pada apa yang menjadi kelebihan orang lain sehingga saya melihat apa yang saya tidak bisa dibandingkan dengan apa yang saya bisa. Satu kalimat yang menantang saya di malam tersebut "Jika kita kuliah di jurusan yang sama, lulus pada waktu yang sama, apa yang membedakan kita dengan sarjana lainnya?" Kalimat tersebut menantang saya untuk menemukan apa yang menjadi keunikan saya sendiri dan fokus pada apa yang menjadi kelebihan saya. Mungkin banyak hal yang saya tidak bisa dan orang lain bisa, namun bukan itu cara yang Tuhan inginkan bagi saya dalam memandang diri saya sendiri.

Saya lahir dengan latar belakang keluarga non kristen. Saya anak pertama dari 4 bersaudara, karena saya anak pertama; saya dituntut untuk menjadi teladan bagi adik-adik saya. Saya merasa tidak mendapatkan arahan dari keluarga, yang ada saya malah merasa dituntut ini dan itu. Sayapun berkembang dengan pola pikir saya tidak memiliki kelebihan apa-apa. Dari kecil, adik-adik saya sering mendapatkan piala, entah dari menyanyi, menari maupun berbagai perlombaan lainnya. Berbeda dengan saya yang tidak pernah membawa piala apapun pulang ke rumah. Hal tersebut membuat saya tumbuh dengan pola pikir bahwa saya adalah manusia yang lahir tanpa bakat. Hal tersebut yang membuat saya beranjak dewasa tanpa tau jelas apa yang saya ingin lakukan dalam kehidupan saya.

Suatu hari Tuhan meletakkan mimpi dalam hati saya, saya rindu melihat perubahan terjadi di bangsa ini. Saya tidak mau orang-orang di bangsa ini hidup dalam kemiskinan dan menjadi bangsa pengemis. Saya mau orang melihat bahwa Tuhan bisa memakai kehidupan orang-orang di bangsa ini untuk menjadi berkat, bukan sekedar menjadi bangsa penerima. Sungguh mimpi yang TERLALU BESAR bagi saya. Saya mulai memaparkan pada Tuhan mengenai apa yang percaya sebagai FAKTA mengenai diri saya. Tuhan tidak menjawab pernyataan saya dalam satu malam. Seiring berjalannya waktu, saya hanya mengesampingkan mimpi saya dan meletakkannya di sudut hati yang paling dalam and keep thinking IT'S TOTALLY GRAZY and IMPOSSIBLE. Tapi saya selalu percaya bahwa Tuhan selalu punya cara untuk membawa saya kembali.

Pada satu kebaktian di JPCC yang sedang berbicara mengenai mimpi, saya ingat betul Tuhan kembali meneguhkan saya mengenai mimpi yang saya simpan rapat-rapat. Tuhan meyakinkan saya pada saat itu. Bukan hanya itu, lewat kelas-kelas pemuridan dan waktu pribadi saya membaca firman; saya belajar untuk mengenal lebih dalam lagi mengenai apa yang Tuhan katakan bagi hidup saya pribadi dan bagaimana saya dapat menggenapi apa yang menjadi rencana Tuhan bagi kehidupan saya.

Saya menyadari akhir-akhir ini, Tuhan memiliki banyak tangan untuk mengajar saya untuk mengerti arah yang Tuhan inginkan bagi hidup saya. Lewat komunitas positif bernama gereja dan DATE, saya didorong untuk bertumbuh ke arah yang Tuhan inginkan bagi saya. Saya harus membayar harga, diajar bukan hanya menjadi pendengar setia namun juga rela membayar harga untuk melakukan firman Tuhan yang seringkali bertolak belakang dengan respon alamiah saya sebagai manusia biasa. Tapi saya sangat puas menempuh perjalanan luar biasa bersama dengan Tuhan dan komunitas.