Pemahaman yang Salah Tentang Memberi

Tindakan kita sesungguhnya banyak didasari oleh pemahaman kita akan suatu hal. Berikut adalah pemahaman yang salah tentang memberi sehingga memberi bukanlah suatu kesukaan dan kebiasaan bagi sebagian besar orang.

Memberi membuat kita menjadi miskin.
Memberi membuat kita kekurangan.
Memberi membuat kita kesusahan.
Memberi merugikan diri kita.
Memberi identik dengan materi.


Memberi seringkali identik dengan sebuah usaha atau effort yang harus dilakukan namun bagi saya, sesungguhnya memberi lahir dari ketulusan hati yang tidak mementingkan diri sendiri.

Di jaman ini dimana kebanyakan orang sibuk dengan urusannya sendiri. Ada yang sibuk menimbun kekayaan, ada yang sibuk berjuang melawan waktu, ada yang sibuk membangun masa depan dan kehidupannya sendiri, semua sibuk. Siapa yang tidak sibuk?

Sayapun sibuk, sayapun tenggelan di dalamnya dan tidak senang diinterupsi. Hal ini membuat saya mengabaikan hal-hal kecil yang dapat saya lakukan untuk membuat orang lain merasakan kebaikan Tuhan. Hari ini saya mengingatkan diri sendiri untuk terbiasa memberi dengan mengesampingkan sejenak apa yang menjadi kepentingan saya.

Pemberian kita menyenangkan hati orang lain dan juga menyenangkan hati Tuhan.

Pemberian tidaklah rumit. Kita tidak perlu mengeluarkan semua tabungan kita dan membagi-bagikannya kepada orang lain. Hanya dengan 5 menit kita dapat memperhatikan orang lain lewat text msg, dengan 5 menit kita dapat menelepon ke rumah dan berbincang sejenak dengan anak di rumah, dengan 2 menit kita dapat membantu orang tua menyeberang jalan, dengan 30 detik kita dapat mempersilahkan orang yang lebih tua untuk mengambil bangku yang kita tempati di kendaraan umum. Banyak hal yang dapat kita lakukan. Lantas, kenapa tidak melakukannnya?

Lewat pemberian kita, orang lain dapat merasakan kebaikan Tuhan.

Let's be generous :)
Febry