Kekuatan di Tempat Perhentian

Di suatu malam aku temukan diriku tidak berdaya. Seiring dengan badai persoalan yang menerpa perjalananku kehidupanku, kutemui kakiku yang ternyata hanya kulangkahkan perlahan. Dengan sisa kekuatan yang kumiliki, ku coba mencari sebuah tempat perhentian.

Dengan sisa kekuatanku ku rindu temukan tempat tuk bersandar, berpegang dan berharap.

Seringkali aku seperti gelas beling yang hampir pecah, namun kembali dengan sisa kekuatanku ku coba temukan tempatku bersandar, berpegang dan berharap.

Di tempat perhentianku, ku temukan kasih yang sejati. Pengorbanan yang mulia memberikanku apa yang sebelumnya tidak kukenal. Sesuatu yang mulia dan berharga, yang dinamakan anugerah. Di tempat perhentianku, ku tinggalkan hati yang dipenuhi dengan kekhawatiran dan kesedihan yang mendalam. Ku mulai terdorong untuk berjalan lebih cepat dan ketika ku mencoba menoleh ke belakang hanya sekedar ingin mengucapkan selamat tinggal, kekhawatiran dan kesedihan telah sirna. Digantikan dengan kayu salibNya.

Hari ini sungguh hatiku dilimpahi dengan syukur karna pribadiNya yang begitu luar biasa. Bukan kharismanya membuatku terpesona namun sungguh bukti nyata kasihNya membuatku menghargai arti dari sebuah kehidupan yang telah dipercayakannya.

Lewat badai persoalan, aku belajar lebih lagi untuk mengenal pribadiNya yang penuh dengan kasih dan mempercayai rencanaNya yang tidak pernah gagal. Begitu juga dalam hidupmu =)

Pertolongan kami datang dariMu ya Bapa. Kaulah satu²nya sumber pengharapan kami. Sungguh . . .

God's Way



Seperti apakah jalan Tuhan itu? Bukan apa yang aku pandang "ketika itu" namun apa yang Dia lihat jauh.

Mencari dan berharap menemukan jalan Tuhan . . .

Sedikit petunjuk mengenai jalan Tuhan. Pada masa aku mencarinya, dia tidak panjang, cenderung pendek dan sempit betapa samanya dengan pikiranku pada waktu itu. Ketika aku menemukannya, dia cenderung panjang dan tidak pendek betapa indahnya seperti yang pernah kurenungkan dalam firmanNya. Namun tepat di saat itu aku merasa diriku begitu kecil, sangat berbeda dengan saat dimana aku mencarinya untuk pertama kalinya tampaknya kemanusiaanku kembali berbicara. Namun betapa luar biasanya ketika ternyata kutemukan kembali dalam firmanNya bahwa cukuplah aku bagiNya karna Dia menerima seseorang sepertiku apa adanya. Ketika aku mulai berjalan di jalanNya, jalan itu menanjak dan kadang terdapat lembah yang begitu curam. PeringatanNya membuatku berhati² namun tidak jarang aku terjatuh. Tentu aku bangkit lagi segera. Sampai suatu ketika, kutemukan jalan yang mendadak sempit dan sangat sedikit orang yang melaluinya. Ku menoleh ke belakang. Ternyata satu per satu mulai berguguran. Kulihat sekelilingku, tiada alasan untuk meneruskan perjalanan. Keadaan terlalu gelap dan tampaknya berbahaya untuk meneruskan perjalanan, buktinya...banyak yang sudah tidak berdaya hanya karna memutuskan untuk memulai jalan ini. Tiba² setitik cahaya di depan menyadarkanku. Apa yang menjadi alasanku memilih jalan yang ini diantara sekian banyak jalan yang lainnya. Alasan yang sama membuatku terus berlari sampai dengan hari ini, alasan yang sama dengan alasan dimana aku memutuskan untuk berlari.

Bagian tersulid dalam menemukan jalanNya adalah ketika kehidupan qta sedang diterjang badai dan ketika memakai kecenderungan manusia qta untuk menemukan jalanNya. Namun ketika qta menjadikan firman sebagai penuntun arahnya, alhasil qta kan menemukannya.

Ku menjadi kuat ketika ku mengetahui bahwa Kau Yesus yang memikul kelemahan kami dan Engkaulah yang menanggung penyakit kami. Sungguh yang kami alami tiada artinya karna Kaulah yang telah menggantikan kami. Terima kasih Yesus =)