Baca berita di sini seorang anak 15 tahun nyolong sendal. Jadi bertanya-tanya, "Darimana anak umur segitu belajar nyolong?"
Kita ngak akan pernah ngerasa cukup kalo kita selalu pengen punya orang dan ngak bisa mengucap syukur buat apa yang kita miliki.
Menyikapi kejadian di atas, masyarakat mengharapkan anak laki-laki tersebut diampuni kesalahannya. Memang kesempatan kedua selalu menjadi milik semua orang. Namun jika kita mentolelir sebuah kesalahan kecil, bukanlah demikian halnya kita akan meyikapi sebuah kesalahan besar? Setiap orang harus diajar bertanggungjawab atas keputusan yang diambil. Tetapi kita tidak boleh menyamakan perilaku seseorang dengan kepribadian orang tersebut. Pada dasarnya, setiap kita diciptakan indah dan setiap kita dapat melakukan sebuah kesalahan. Hukum perbuatannya, jangan hakimi orangnya.
0 komentar:
Posting Komentar