Saya setuju ketika Pastor saya bilang kalo wisdom itu bisa didapat dimana-mana tapi sayangnya kita jadi kurang berhikmat karna kita mengabaikan didikan. Kisah saya hari ini adalah pengalaman saya ketika saya sibuk menghitung rupiah lembar demi lembar. Ada suara dari televisi yang rupanya isinya kotbah seseorang yang dinamakan ustad jika saya tidak salah sebut. Agama saya Kristen tapi saya tidak antipati dengan agama manapun. Kita semua sama-sama makan nasi dan injek bumi. So, i'm listening him :)
Kembali ke aktifitas menghitung rupiah di sela-sela suara dari televisi. Ehmmm, mungkin lebih tepat jika saya tuliskan..... Kembali ke suara dari televisi di sela-sela aktifitas saya menghitung rupiah. Tokoh agama tersebut sedang berbagi mengenai iman. Katanya kita harus jadi orang yang punya iman, jadi orang yang memiliki pengaruh dan bukannya terpengaruh. Ahh, saya suka sekali dengan statement tersebut. Pikiran sayapun bermain, mencerna kata-kata dari tokoh agama tersebut yang sangat menginspirasi.
Iman adalah sesuatu yang kita percaya atau yakini. Sedangkan apa yang kita percaya serigkali merupakan dasar dari tindakan kita. Jadi, bukan tanpa alasan kenapa tindakan kita bisa benar bisa salah. Tergantung dari apa yang kita percayai. Apakah percaya hal yang benar atau hal yang salah. Masuk akal? Mari kita lanjutkan..
1. Sumber kepercayaan
Kenapa kita percaya kalau matahari terbit di timur dan tenggelam di barat? Karna waktu SD sudah diajarin. Kenapa kita percaya kalau 1 + 1 = 2? Karna waktu TK sudah diajarin. Kenapa ada yang percaya kalau 1 + 1 = 11? My Lil Bro bilang "karna dia ngak sekolah." Nahhh, anak kecil aja tauuu. Jadi kamu harus setuju kalo kita percaya sesuatu karna kita belajar, kita dididik, ada tempat untuk kita berguru. Kehidupan kita juga secara otomatis bisa mengajarkan kita sehingga kita punya kepercayaan. Contoh : sering saya jumpai ABG-ABG koar-koar di twitter atau facebooknya dengan kalimat "Semua cowo sama aja, breng***." Guess what? Ngak jarang loch kalimat-kalimat itu dijumpai. Banyak juga yang setuju dengan statement si gadis ABG. Siapa yang salah, siapa yang benar urusan belakangan. Namun kita harus tau bahwa pengalamanpun bisa menjadi sumber kepercayaan kita. Karna si gadis punya pengalaman kurang baik sama cowo, lantas dia punya kepercayaan kalo semua cowo itu........ Dasar kepercayaannya adalah, apa yang dia alami. Masuk akal.
Dari pohon yang subur diperoleh buah yang baik, dan dari pohon yang tidak subur buah yang buruk.
Kalimat yang saya peroleh dari manual book saya mengajarkan saya satu hal, bahwa saya harus belajar dari manual book yang benar. Saya memiliki pilihan untuk mau dididik atau tidak mau dididik. Saya juga memiliki pilihan untuk memegang kepercayaan atas dasar pengalaman kehidupan saya yang artinya saya berusaha memahami segala sesuatunya sendirian. Saya pribadi, tidak mampu. Karna hidup saya, bukan tentang saya tapi tentang Dia yang menciptakan saya. Saya harus rajin baca manual book dan ngak berhenti sampai disana. Saya juga harus praktekin apa yang guru saya ajarkan disana. Yang pasti, saya harus tertanam pada pohon yang baik sehingga buah saya baik. Pengalaman hidup, pilihan untuk menerima didikan dari sembarangan orang-buku-musik-danlainlain bisa menjadikan kita tertanam pada pohon tidak baik dan buah yang dihasilkan tentunya buruk. We have to choose what we want to hear, what we want to see :) Karna semua yang kita dengan dan lihat bisa menghasilkan iman yang salah. Read your manual book and get to know your creator.
To be continue...
[Febryna Halim]
Pelajaran Dari Seorang Ustad
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar