Di suatu malam aku temukan diriku tidak berdaya. Seiring dengan badai persoalan yang menerpa perjalananku kehidupanku, kutemui kakiku yang ternyata hanya kulangkahkan perlahan. Dengan sisa kekuatan yang kumiliki, ku coba mencari sebuah tempat perhentian.
Dengan sisa kekuatanku ku rindu temukan tempat tuk bersandar, berpegang dan berharap.
Seringkali aku seperti gelas beling yang hampir pecah, namun kembali dengan sisa kekuatanku ku coba temukan tempatku bersandar, berpegang dan berharap.
Di tempat perhentianku, ku temukan kasih yang sejati. Pengorbanan yang mulia memberikanku apa yang sebelumnya tidak kukenal. Sesuatu yang mulia dan berharga, yang dinamakan anugerah. Di tempat perhentianku, ku tinggalkan hati yang dipenuhi dengan kekhawatiran dan kesedihan yang mendalam. Ku mulai terdorong untuk berjalan lebih cepat dan ketika ku mencoba menoleh ke belakang hanya sekedar ingin mengucapkan selamat tinggal, kekhawatiran dan kesedihan telah sirna. Digantikan dengan kayu salibNya.
Hari ini sungguh hatiku dilimpahi dengan syukur karna pribadiNya yang begitu luar biasa. Bukan kharismanya membuatku terpesona namun sungguh bukti nyata kasihNya membuatku menghargai arti dari sebuah kehidupan yang telah dipercayakannya.
Lewat badai persoalan, aku belajar lebih lagi untuk mengenal pribadiNya yang penuh dengan kasih dan mempercayai rencanaNya yang tidak pernah gagal. Begitu juga dalam hidupmu =)
Pertolongan kami datang dariMu ya Bapa. Kaulah satu²nya sumber pengharapan kami. Sungguh . . .
Kekuatan di Tempat Perhentian
Label:
Encouragement,
My Faith
- 11 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
3 komentar:
Hmm... membingungkan dan misterius... nggak jelas masalahnya apa. kayak baca novel misteri aja.
wah mbak nya lagi kenapa y....Puistis banget kata2nya....
tulisan diatas ntu cerpen yah?
Posting Komentar