Yesterday's excellence
is today's mediocrity
Today's excellence
is tommorrow's mediocrity
Saya termasuk salah satu orang yang dulunya merasa kalau saya itu bukan siapa-siapa. Namun, sejak saya menemukan tujuan hidup saya, ada sesuatu yang mendesak dari dalam hati kecil saya. Sulit untuk berpangku tangan dan hidup ala kadarnya saja. Saya tahu bahwa saya dapat melakukan sesuatu untuk merubah seluruh jalan cerita di dalam kehidupan seorang saya. Dari latar belakang tersebut, tumbuhlah sebuah keyakinan bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama.
Mulailah menerima kenyataan tentang keadaan kita hari ini sebagai sebuah masalah, bukannya fakta. Ketika kita melihat keadaan kita hari ini sebagai masalah, maka kita tahu bahwa selalu ada jalan keluar dari setiap masalah yang kita hadapi. Seringkali, kita terlalu cepat menyerah sebelum kita menemukan jalan keluarnya dan mulai menganggap masalah yang kita hadapi sebagai fakta. Akibatnya, kita tidak pernah keluar dari keadaan tersebut.
Berhentilah membandingkan diri kita dengan orang lain. Setiap orang memiliki competancy yang berbeda-beda. Tidak adil bagi diri kita kalau kita membandingkan diri kita dengan orang lain. Yang perlu kita lakukan adalah membandingkan diri kita hari ini dengan diri kita yang kemarin. Pastikan kalau kita membuat kemajuan. Mungkin, kita belum bisa memenuhi standar orang lain. Namun, jika kita telah berhasil membuat rekor baru di dalam kehidupan kita, let's celebrate =)
Setiap orang besar dan setiap orang yang kita lihat sukses hari ini, mereka pernah memulainya dari suatu tempat. Dan mungkin, tempat itu adalah tempat dimana kita sedang berdiri saat ini. Let's start today!
Much Love,
Febryna Halim
Excellence vs Mediocrity
Harapan Baru Bagi Jakarta, Siapa Yang Harus Saya Pilih?
Tulisan ini saya buat tidak untuk mendukung salah satu calon gubernur. Saya terdorong untuk membuat tulisan ini karena saya ingin mendorong kita semua untuk bersikap perduli. Bukan karena memang kita mengerti betul tentang apa yang sedang terjadi dan langkah strategis apa yang kita perlu lakukan. Tetapi kita perduli karena kita tidak ingin mematikan harapan yang kita miliki bagi kota dimana kita tinggal. Sekecil apapun harapan yang kita miliki, peliharalah teman =) Let me share with you something, keep reading!
Saya bukan orang yang tertarik dengan dunia politik. Saya cenderung tidak perduli dengan apa yang terjadi di dunia tersebut. Bukan hanya karena tidak banyak yang saya mengerti, namun seringkali saya tidak bisa memahami.
Belakangan, orang-orang ramai membicarakan siapa yang harus dipilih dalam pemilihan gubernur pada tanggal 11 Juli besok. Terus terang, saya tidak begitu tertarik. Banyak orang berspekulasi tentang kenapa harus pilih pasangan ini, dan jangan yang itu saja. Saya mendadak yakin kalau orang yang banyak bicara itu sebenarnya juga sama seperti saya, hanya orang awam. Terlihat dari opini tanpa dasar yang mereka lontarkan tanpa berpikir ulang bahwa kalimat tersebut bisa ditangkap orang lain sebagai sebuah kebenaran. Wah, apa tidak bahaya?
Seperti yang saya katakan berulang-ulang. Sebetulnya saya tidak terlalu tertarik. Siapapun yang menjadi gubernur nanti tidak akan berpengaruh banyak terhadap kehidupan saya. Di samping itu, saya juga tidak tahu jelas siapa pemimpin yang bisa saya percaya. Bersyukur dengan adanya social media, tempat dimana saya bisa menerima informasi dan memiliki waktu untuk memprosesnya di dalam pikiran saya. Saya yang tadinya tidak perduli, mendadak memperdulikan hak suara saya yang sebetulnya kalau dipikir-pikir tidak berpengaruh apa-apa. Apa yang bisa dilakukan dengan cukup satu suara? Aha! Saya yakin banyak yang berpikir sama seperti saya.
Saya yakin bahwa permasalahannya bukan terletak pada seberapa powerful kekuatan suara yang kita miliki. Masalahnya adalah kita mulai kehilangan optimisme kita, harapan kita, semangat kita, idealisme, dan mimpi kita tentang kota Jakarta sehingga kita tidak berusaha untuk memanfaatkan kesempatan, sekecil apapun kesempatan tersebut untuk membawa perubahan bagi kota Jakarta. Jika hari ini kita tahu bahwa kita tidak berjuang sendirian, ada orang-orang diluar sana yang mungkin kita belum kenal siapa dan bagaimana latar belakang mereka. Tetapi kita tahu bahwa mereka ikut berjuang bersama-sama dengan kita. Apakah kita mau ikut berpartisipasi dan berkontribusi?
Merubah Jakarta itu tidak mudah. Siapa dari kita yang berani menduduki posisi tersebut dan berani menjamin kalau Jakarta pasti akan berubah? Saya yakin tidak ada. Kenapa takut bermimpi kalau perubahan merupakan tanggung jawab kita semua?
Tulisan yang menginspirasi saya dan membuat saya berpikir http://www.pandji.com/jakarta-untuk-warga/