Semestinya saya ...


Lebih mudah bagi kita untuk complain and leave things like before daripada kita berusaha menjadi solusi dari sebuah permasalahan yang ada. Di pekerjaan, lebih mudah bagi kita untuk menuntut kolega menyelesaikan tanggung jawabnya sesuai dengan cara kita dibanding dengan berusaha berkomunikasi sesuai dengan pola kerja dan kepribadian orang tersebut. Di rumah, lebih mudah bagi kita untuk men-judge perilaku anak atau pasangan, daripada berusaha menjadi orang tua atau partner yang baik.


Mudah bagi saya untuk berpikir bahwa saya lah yang selalu benar karena kebiasaan yang saya sudah bangun selama bertahun-tahun. Orang yang sukses selalu memiliki fleksibilitas, tanpa mengorbankan value nya. Banyak orang pikir, fleksibilitas adalah tentang salah dan benar sehingga kebanyakan orang tidak dapat bersikap fleksibel karena saya yang selalu benar.


Ketika saya harus menyelesaikan pekerjaan saya dan menemukan tantangan dimana-mana, lebih mudah untuk blame on others and menunjuk perilaku orang lain sebagai penyebabnya. Agar dapat menyelesaikan tantangan dalam kehidupan, saya sangat menyadari bahwa sikap yang demikian tidak akan pernah membawa saya menjadi pribadi yang berhasil. Seringkali saya harus menempatkan diri saya di tempat yang lebih rendah dari orang lain sehingga pemikiran saya berganti dari "semestinya dia ..." menjadi "semestinya saya ..."

Bagaimana dengan Anda?

1 komentar:



Izzy Renjana mengatakan...

Semestinya kamu menjadi diri sendiri aja deh kayanya.. :) jangan membandingkan dengan orang lain terus, cape lho lama2..