Krisis Yang Sebenarnya


Hari-hari ini kok rasa-rasanya manusia menjadi semakin berpusat pada dirinya sendiri yah? Semua selalu tentang saya, saya dan saya. Hari-hari ini sudah biasa jika seseorang mengorbankan kepentingan banyak orang demi kepentingannya sendiri ataupun demi kepentingan sekelompok orang. Sangat sedikit orang yang mau berkorban. Sebaliknya, masing-masing berusaha sedemikian rupa untuk melindungi dirinya sendiri. Mungkin itu kenapa perpecahan terjadi dimana-mana. Dalam menjawab permasalahan global, kepentingan pribadi ditenteng ( baca : dibawa ) kemana-mana.

Saya mengerti kalau semua orang pasti memiliki permasalahan dan kepentingan masing-masing. Sulit kalo kita mau mikirin masalah yang kita sendiri tidak terkena dampaknya secara langsung sedangkan kita sendiri aja udah dibikin pusing sama masalah kita sendiri. Boro-boro mikirin orang lain. Sounds familiar, huh?

Sayapun memiliki masalah pribadi. Tapi itu bukan berarti kita boleh tutup mata terhadap permasalahan global. Bahkan menurut saya, kita itu ada untuk menjawab permasalahan global. Permasalahan global bukan hanya menjadi tanggung jawab satu atau dua orang, bukan juga hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau sebuah organisasi yang khusus didirikan untuk menjawab permasalahan yang ada.

Permasalahan global harus menjadi tanggung jawab kita bersama.


Setiap kita harus mengambil bagian dan berkontribusi terhadap sebuah kemajuan yang kita inginkan untuk terjadi.


Tampaknya kita harus bertanya pada nurani sendiri, "pantaskah kita hanya duduk diam dan melulu bersikap prihatin terhadap kondisi yang terjadi?"


Saya selalu percaya jika saya ingin melihat perubahan, saya yang harus menjadi agen perubahan itu sendiri. Perubahan selalu dimulai dari diri saya dan oleh karena itu saya selalu mengingatkan diri saya. Masalah apapun yang saya hadapi, saya memegang prinsip bahwa sayalah yang harus berubah, bukan orang lain. Memang tidak mudah, benar sekali tidak mudah. Untuk dapat melakukannya, kita harus mengorbankan banyak hal. Yang terutama adalah ego kita sendiri.

Pendekatan saya terhadap suatu masalah harus berubah
Jika sebuah permasalahan timbul, apa yang menjadi tindakan kita? Panik? Marah? Ngomel? Mengeluh? Lantas, apakah tindakan kita menjadikan permasalahan lebih baik?

Saya harus melakukan sesuatu untuk melihat perubahan
Andai suatu masalah ngak pernah selesai nich, apakah anda berharap ada seseorang yang mau berkorban atau anda yang mau berkorban untuk melihat perubahan terjadi?

0 komentar: