Expired Date

Halo apa kabar? Semoga hari ini ada hal-hal baik yang kamu alami, meski tidak menyenangkan tapi percaya kalau semua terjadi untuk sebuah maksud kebaikan :)

Kisah saya hari ini ada hubungannya dengan expired date. Kejadiannya dua kali berhubungan dengan expired date sehingga saya diingatkan beberapa hal dari kejadian tersebut.

Kisah yang pertama adalah ketika seorang pembeli di toko kami mengembalikan produk minuman yang dibeli karna produk tersebut sudah lewat dari masa berlakunya alias udah ngak bagus dikonsumsi. Memang saya akui, kami jarang sekali memperhatikan hal tersebut karna kami tidak pernah menumpuk stock dan barang-barang tersebut fast moving. Suatu keanehan memang, tapi kisah yang pertama mengajarkan kami untuk jauh lebih berhati-hati. Hal ini bisa terjadi karna satu dan lain hal, kami bisa saja menyalahkan supplier kami karna kami yakin betul barang tersebut new arrival tapi kami harus menerima hal yang merupakan bagian dari tanggung jawab kami yaitu melakukan pengecekan. Masuk akal jika customer tersebut komplain, puji Tuhan dia dapat memaklumi.

Kisah yang kedua adalah ketika hari ini papa membeli produk minuman instan dari SPG yang mengunjungi toko-toko. Papa beli 3 dus karna harganya cukup murah. Karna barang kamipun sebelumnya habis, maka saya mengeluarkan produk tersebut dari dusnya dan mulai menggantungnya. Berdasarkan pengalaman kisah yang pertama, maka kali ini saya mengecek expired date. Saya terkejut karna saya menemukan bahwa expired date yang tercantum sudah lewat dari bulan yang sedang berjalan. Jika kisah pertama saya berhubungan langsung dengan pembeli, kisah kedua saya berhubungan langsung dengan penjual yang dengan sengaja mencampurkan produk yang sudah kadaluarsa dan belum kadaluarsa. Beruntungnya, berbekal pengalaman pertama saya; saya mengecek produk tersebut sebelum sampai di tangan pembeli. Kisah kedua mengingatkan saya akan pengalaman saya di kisah yang pertama plus pengalaman baru tentang expired date.

Saya belajar dari penjual yang seringkali memikirkan keuntungannya sendiri meski harus mengorbankan orang lain. Dari sisi penjual, adalah sebuah kerugian jika harus menangungg produk expired date. Apalagi dalam kejadian yang saya alami, hampir semua dari isinya sudah kadaluarsa. Mudahnya, saya menjualnya saja kepada konsumen. Logikanya, kemungkinan pembeli satuan untuk memeriksa expired date itu kecil sekali.

Saya belajar . . .
1. Seringkali kita meremehkan hal-hal kecil.
Apa yang kita invest di masa kini akan kita tuai di masa mendatang, kita tentu sering dengar. Kalo kita invest hal yang positif tentu akan menuai yang positif, tapi bagaimana dengan kecil-kecil yang negatif? Kita sering ngomong "ahhh ngak apa-apa lahhh." atau memang karna kecil kita suka ngak sadar. Biasanya, kalo udah sadar udah telat. Contoh : sering ngak sih kita cek masa expired? Atau kita menganggap remeh hal kecil seperti mengecek expired date? Memang ngak apa-apa kalaupun kita mengkonsumsi yang udah kadaluarsa, tapi juga ada kemungkinan kenapa-kenapanya. Jadi, kalau ada pilihan yang ujung-ujungnya positif buat kita. Ayoklah susah sedikit, repot sedikit, yang penting positif :)

2. Saya memperlakukan sebagaimana ingin diperlakukan.
Mudahnya, saya bisa menjual produk tersebut kepada konsumen. Tapi hari-hari ini saya terus menerus diajar lewat manual book kehidupan yang saya baca. Ada sebuah kisah yang mengajarkan saya untuk memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan. Ngak semua orang bisa. Kenapa? Karna udah populer, hidup itu ngak adil. Nah, kita sering menanamkan di otak kalo kita menerima yang tidak adil. Kita pikir kita berhak nentuin adil atau ngak nya. Padahal yang berhak cuma sang pencipta. Wong sama-sama makan nasi loch, jadi siapa berhak ngadilin siapa? Kita sering mengukur tindakan orang lain. Yah dia juga udah jahat sama saya, yah saya jahatin balik. Kalau ngak ada kesempatan, jahatin yang lain aja. Enak ajaaa, ngak mau rugi donkkk. Ya ngak sih? Karna saya udah baca manual book, udah ngerti harusnya gimana. Pikiran yang cenderung mengarahkan saya kepada kemudahan yang ujung-ujungnya mematikan, saya belokkan kepada pikiran yang benar. Saya tentu tidak mau membeli produk yang expired, apalagi mengkonsumsinya. Meski produk tersebut gratis atau bahkan karna kelalaian saya sendiri, ogahhh. Jika saya tidak mau, apa mungkin ada manusia lain yang mau?

Dunia ini butuh seseorang yang lebih baik!

[Febryna Halim]

0 komentar: