Who i am

Kita sering mendengar bahwa terbentuknya karakter atau perilaku sesorang sangat ditentukan dari pola asuh yang diterapkan keluarga anak tersebut. Tidak jarang ketika seorang anak beranjak dewasa dan diperhadapkan dengan kenyataan hidup, mereka tidak siap. Dengan cara belajar masing-masing orang yang juga berbeda-beda menyebabkan satu orang dengan orang lainnya memiliki waktu bertumbuh yang berbeda-beda. Tumbuh secara fisik tentu, karna kita tidak mungkin lupa makan. Tapi seringkali kita lupa mengurus bagian dalam dari diri kita yang sadar atau tidak sangat berpengaruh thd cara kita meresponi sesuatu & tumbuh sebagai seorang pribadi yang lebih dewasa.

Suatu waktu saya pernah berpikir seringkali banyak orang menolak untuk bertanggung jawab & enggan mengambil bagian untuk tumbuh lebih besar tanpa mereka sadari. Saya pernah menjadi salah satunya atau mungkin suatu saat saya akan kembali menjadi salah satu dari mereka. Selama hidup, tentu pertumbuhan merupakan suatu tujuan, kecuali kita ingin hidup bantet. Namun untuk bertumbuh, kita tentu perlu mengusahakan sesuatu. Kita perlu mengambil tanggung jawab lebih dari hari ini untuk lebih bertumbuh dari hari ini. Hal ini sama sekali tidak berhubungan dengan di keluarga mana kita diasuh. Pola asuh dari orang tua kita sama sekali tidak boleh dijadikan tameng atau alasan untuk tidak mengambil tanggung jawab secara pribadi. Kenyataannya saya lebih suka tidak diusik dari zona nyaman saya. Mungkin ya saya tau saya harus bertumbuh, saya tau saya harus bertanggung jawab tapi koq rasanya berat banget yah. Sehingga lagi-lagi banyak orang milih aman aja, nyerah aja. Lebih gampang.

Ya, menyerah emank lebih gampang. Kita terbiasa melihat sesuatu yang belum berhasil sebagai suatu ketidakbisaan, lebih kerennya "Emank gue bukan orang yang begitu. Emank gue orang yang begini." Beberapa waktu yang lalu saya menyadari bahwa saya mudah kehilangan kesabaran saya, tolak ukur saya dalam memperlakukan orang lain tergantung dari cara mereka memperlakukan saya. Nilai atau prinsip yang saya miliki justru membuat saya merendahkan orang lain. Sama sekali bertolak belakang dengan cara Tuhan mengasihi saya. Saya sadar saya harus berubah dan saya butuh pertolongan Tuhan. Saya mencari referensi ayat yang mengubahkan pemikiran saya & membacanya setiap hari. Keesokannya saya diperhadapkan dengan situasi dimana saya harus memilih sikap. Sikap lama saya atau sikap baru saya. Saya gagal lagi karna kecenderungan alami saya adalah kasar jika ada yang kasar, marah jika ada yang marah, bicara lebih keras kalau ada yang bicara keras. Saya tergoda untuk menyerah...

Suatu malam saya ingat saya begitu putus asa. Rasanya sia-sia yah saya baca firman. Rasanya saya ingin berhenti berusaha mengembangkan kesabaran dan biarkan saja semua berjalan apa adanya. Tapi kok nyerah itu ngak keren yah. Saya ngak mau ngak keren, soalnya saya punya Tuhan dan anak Tuhan pasti keren. Saya dikuatkan bahwa Tuhan mengenal kita & Tuhan ngak pernah putus asa di dalam kita karna Dia melihat potensi yang ada di dalam diri kita. But oftentimes, we have to choose to wear our old man or our new man :) Saya diteguhkan bahwa setiap kita adalah ciptaan baru di dalam Tuhan, yang lama sudah berlalu dan yang baru akan datang. Dengan mengetahui siapa saya di dalam Tuhan membuat saya memiliki pengharapan dan alasan untuk bangkit kembali setiap kali saya gagal.

Kini saya mengerti bahwa seringkali Tuhan memandang kita berbeda bahkan dari cara kita memandang diri kita sendiri. Dia begitu penuh kasih. Kita yang berdosalah yang menjadi alasan untuk Dia datang & mengorbankan diriNya. Saya selalu ingat bahwa Tuhan adalah Tuhan yang adil. Cara kita berpikir sama sekali bertolak belakang dari caranya Tuhan. Kita seringkali pikir seberapa sering kita gagal & jatuh, pengorbananNya kita abaikan karna kita berpikir adalah suatu kemustahilan seseorang rela mati hanya untuk ketidaksempurnaan seorang manusia. Tapi kini saya menerima penebusan tsb sebagai suatu kebenaran yang memerdekan saya hari ini dan seterusnya, serta menjadikan alasan bagi saya untuk tidak hidup dalam kesia-siaan. Saya tau betapa berartinya hidup saya bagi Dia yang menebus kehidupan saya. Saya yakin saya dapat bertumbuh lebih lagi dengan kasih karunia Tuhan.

Saya berdoa agar setiap kita tau betul siapa kita di mata Tuhan sehingga setiap kita dapat segera bangkit setiap kali kita terjatuh dalam kesia-siaan =) We're all a new creation in Him and we need to change by Him.

[Febryna HaLim]

1 komentar:



joeniarto mengatakan...

nice....kita tidak bisa mengubah keadaan, tapi kita bisa mengubah diri kita sendiri :)

btw salam kenal ya....nice blog
keep writing ...^^

GBU