Appreciate Life

Beberapa hari yang lalu saya pergi ke kebaktian seorang kerabat yang meninggal. Usianya masih terbilang muda dan kematiannya begitu cepat, tanpa prediksi. Yah, siapa juga yang bisa meramalkan kapan seseorang akan dipanggil pulang?

Karna hidup seperti hembusan nafas yang sekejap saja bisa hilang, alangkah baiknya jika qta dapat menghargai kehidupan itu sendiri karna kehidupan merupakan suatu kepercayaan. Qta tidak punya kuasa atas kelahiran maupun kematian. Seperti kata pastor yang memimpin kebaktian pada malam itu, saya ingat jelas kalimat “Kehidupan tidak dapat qta genggam.”

Banyak orang mengeluh mengapa saya selalu dikejar deadline dalam pekerjaan sedangkan teman saya lebih sering bersantai dalam pekerjaannya, mengapa pasangan saya begitu menyebalkan sedangkan orang lain terlihat harmonis, mengapa rumah saya begitu sederhana dan dia memiliki rumah dimana², mengapa makanan saya tidak senikmat makanan di restoran² ternama? Seringkali qta menginginkan kehidupan milik orang lain. Lupa mensyukuri kehidupan milik qta sendiri. Padahal, kehidupan itu sendiri sudah merupakan anugrah. Bagaimana dengan mereka yang sama sekali tidak mempunyai barang sehelai atap saja tempat untuk berteduh? Apa mereka dapat dikatakan tidak memiliki kehidupan? Selama masih ada nafas, marilah qta mengucap syukur karna selama itulah qta diberi kepercayaan.

Malam itu saya kembali diingatkan untuk menghargai kehiduapn, termasuk menghargai setiap mereka yang hadir di dalam kehidupan saya. Saya tidak tau kapan mereka akan dipanggil. Yang jelas, saya akan berusaha menciptakan waktu berkualitas selama saya masih diberi kepercayaan bersama² dengan mereka.

^Makasi Bapaku yang baik^

0 komentar: